Duh, Aku Nggak Pede!
Pernahkah kamu merasa tidak percaya
diri? Pasti pernah. Saya juga pernah. Sering malahan. Masa kecil saya, dipenuhi
oleh berbagai macam ketidakpedean, yang jika saya pikirkan saat ini, kok
bisa-bisanya saya bersikap begitu. Misalnya, saya merasa tidak pede jika
bertemu dengan sebuah ‘geng’ di sekolah saya, yang terlihat begitu menonjol.
Bukan kepintaran atau prestasi. Tapi karena mereka modis, gaya dan seperti
memiliki kelas tersendiri yang wow!
Aha, sepertinya, hampir semua sekolah
memiliki jenis-jenis kelompok semacam ini ya… saat ini, saya suka geli,
bagaimana mungkin saya bisa tidak pede dengan orang-orang yang nilai raportnya
pas-pasan. Tapi, rasa tidak percaya diri, memang sering dipicu dari hal-hal
yang seringkali tidak masuk akal. Misal, hanya karena kita memakai sepatu
murahan, lalu kita jadi tidak PD bertemu dengan kolega yang bersepatu bermer
ternama. Padahal saat itu, bisa jadi posisi kita ‘di atas’ si kolega. Seorang
kenalan pernah mengaku sangat tidak percaya diri, gara-gara saat bertemu famili
suaminya, ternyata dia dikira pembantu, sementara, pembantunya yang 'kinclong'
malah dikira sang Nyonya. Aduuuh... ngenes kan kalau begini jadinya?
PD, alias percaya diri berarti
perasaan yakin kita terhadap diri kita, apa-apa yang kita miliki, termasuk
kemampuan kita. Terasa tidak logis, karena PD itu memang tidak dipicu dari
logika sadar, namun oleh alam bawah sadar kita. PD tidak muncul karena
argumentasi yang rasional. PD itu kerjaan alam bawah sadar yang muncul secara
spontan, tanpa kita berpikir dulu, apakah kita musti PD atau tidak.
Rasa percaya diri akan muncul sebagai
proses pembiasaan kita dalam bersikap, berimajinasi dan berpikir positif. Jika
kita senantiasa melakukan hal-hal positif, misalnya berpikir positif,
berbaik-sangka, menghargai orang, memuji orang, optimistis, yakin bahwa kita
bisa ... pokoknya yang bagus-baguslah, termasuk gampang memaafkan orang dan
membangun gambaran-gambaran yang baik, kita pasti akan bisa menjadi manusia yang
percaya diri.
PD, Bisa Naik-Turun?
Ada seorang kenalan. Dia trainer
sebuah lembaga pengembangan sumber daya manusia. Jika sedang mengisi training,
dia terlihat begitu memukau, begitu penuh percaya diri, meyakinkan banget.
Namun, dalam sebuah training SDM, dia mengaku bahwa ketika kecil, dia itu
introvert dan ekstrapemalu. Saat ada tamu, dia pasti spontan bersembunyi di
balik pintu, dan mengintip dengan tampang culunnya. Ada juga yang sebelumnya PD
abis, namun mendadak jadi culun dan suka ngeper.
PD juga bisa mengalami fluktuasi.
Kadang, karena suatu sebab, kita ngerasa sangat PD, namun mendadak, karena
suatu sebab juga, kita berubah jadi minder. Atau, berlaku juga sebaliknya. Hal
itu bisa terjadi karena PD itu terkait dengan hitung-hitungan potensi diri. Menurut
Bu Erry Sukresno, seorang psikolog, untuk menentukan seseorang termasuk PD,
sombong, overconfident atau minder ada semacam ‘rumus’. Jika kita punya 10 dan
kita tahu bahwa kita punya 10 atau bisa mengeluarkan yang 10 itu, otomatis kita
akan merasa PD. Jika kita punya 10 tapi mengaku punya 12, itu sombong. Nah,
kalau kita sebenarnya punya 10, dan hanya bisa mengeluarkan 8, itu namanya
minder.”
Angka 10, 8, 12 tadi, adalah hitungan
kemampuan diri. Padahal, bicara tentang kemampuan, kan sifatnya relatif. Secara
potensi, Taufik Hidayat misalnya, sebenarnya mampu untuk meraih posisi juara
pada setiap kompetisi kelas dunia yang ia ikuti. Namun nyatanya, toh dalam
pertandingan, ia bisa menang, bisa kalah! Bisa jadi juara, bisa juga jadi
pecundang. Bahkan pas piala Thomas di Jepang sekitar 10 tahun yang lalu, dia
kalah melulu. Menang hanya sekali saat melawan tim dan New Zeland doang.
Soalnya tuh, kabarnya... dia baru cedera dan belum sembuh betul.”
Ada yang pernah mengikuti piala dunia
2002? Saat itu, Perancis adalah tim terbaik di dunia, karena berhasil menjuarai
PD 1998 dan Euro 2000. Di sana ada Zinedine Zidane, ada Fabien Barthez, ada
Makalele, ada Thiery Henry. Tetapi nyatanya, Perancis keok! Pakai banget!
Kokok-keok! (saya nulis pakai emosi, soalnya saya kan ngefans Timnas Perancis,
hehe).
Sampai-sampai ada anekdot beredar
tentang kekalahan Perancis pasca PD 2002 saat itu. Ceritanya, sehabis Piala
Dunia, tim Perancis benar-benar menurun banget rasa pedenya. Saking tidak Pede,
sampai-sampai Zidane menghilang dan ngumpet dari publik. Takut dicaci-maki atau
diolok penggemarnya. Padahal, dia nggak mungkin ngumpet terus di rumahnya kan?
Suatu saat, ia harus keluar.
Supaya
kehadirannya tidak diketahui, Zizou (nama panggilan Zidane) pun menyamar
sebagai pastur. Nah, dia pun keluar untuk beli makan siang. Senangnya dia,
karena sepanjang jalan, ternyata nggak ada yang mengenalinya. Namun, pas dia
berada di ujung jalan, tiba-tiba ada seorang lelaki tua berambut, jenggot dan
kumis putih yang menyapanya.
‘Hai, Zizou!’
Kebayang kan, betapa paniknya Zizou.
Dia pun langsung ngacir, pulang ke rumah. Besoknya, Zizou keluar dengan
dandanan ala seorang ulama Saudi. Pakai jenggot panjang dan kumis, plus jubah
dan kafiyeh, tentu saja.
‘Wah, kalau gini, nggak ada yang bakal
kenal sama aku,’ demikian pikirnya.
Namun, ternyata, di ujung jalan yang
sama dengan kemarin, kembali dia bertemu dengan kakek tua berambut, kumis dan
jenggot putih, yang lagi-lagi menyapanya.
‘Hai, Zizou!’
Meskipun menyimpan heran setengah
mati, Zizou tak mempedulikan panggilan si kakek. Ia langsung ngacir pulang.
Bahaya kalau ada yang tahu bahwa Zizou tengah menyamar.
Esoknya lagi, Zizou kembali menyamar,
kali ini bergaya punk. Tetapi, kasus yang sama terjadi lagi. Pas di ujung
jalan, ia kembali bertemu dengan si kakek. Kali ini, seraya menyapa, si kakek
langsung mendekap tubuh Zizou erat-erat.
‘Sejak kapan kau jadi sombong gitu?’
tanya si kakek. ‘Aku panggil-panggil nggak mau jawab, malah ngacir pergi.’
Zizou pun melongo. ‘Kau ini, siapa?’
‘Heh, Zizou, masak gak tahu, gue ini
Barthez, tahu! Kiper tim Perancis. Sama seperti kau, gue juga malu berat buat
keluar rumah. Makanya, gue pun menyamar jadi kakek tua!’
Jadi PD itu bisa naik bisa turun. Sama
seperti kondisi fisik, mental dan pikiran kita. PD merupakan komponen dari
mental kita. Kalau tubuh saja bisa sakit, bisa turun staminanya, demikian juga
dengan Percaya Diri.
PD dan Konsep Diri, Gimana Sih Hubungannya?
4 komentar untuk "Duh, Aku Nggak Pede!"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!