Hai Lelaki Hebat, Bangunlah 4 Surga Yang Dirindukan!
PROLOG
Pras terpekur bingung di antara dua pilihan. Mei Rose atau Arini. Keduanya sama-sama memiliki daya tarik, keduanya membutuhkan rengkuhan kasih sayangnya. Tetapi...
Sst, itu sih salah satu adegan dari film “Surga yang Tak
Dirindukan”, salah satu dari sedikit film nasional yang sukses besar
mendatangkan penonton hingga lebih sejuta penonton. Film ini diangkat dari
novel senior saya, Mbak Asma Nadia. Bagi perempuan, film tersebut memang cukup menguras air mata antara sedih, gemas, sebal... gado-gado deh, pokoknya...
Selain sukses di pasaran, film tersebut juga menangguk banyak
kontroversi. Maklum deh, topiknya tentang poligami. Topik yang selalu hangat diperdebatkan, bahkan jadi seringkali jadi diskusi panas yang saling menjatuhkan. Beberapa sahabat muda
menghubungi saya, bertanya, “Apa komentar Mbak Afra tentang surga yang tak
dirindukan?”
Jawab saya simpel, “Emang ada, surga yang tak dirindukan?
Kalau memang surga beneran, pasti akan dirindukan. Kalau nggak dirindukan,
berarti sudah bukan lagi sebuah surga.”
Nah, pertanyaan berlanjut lagi, “Kalau menurut Mbak, apakah
setiap lelaki memang memiliki keinginan untuk membangun lebih dari satu surga?”
Hm... kira-kira apa jawaban Anda? Kalau jawaban saya sih
begini. Tak hanya sekadar keinginan, para lelaki wajib membangun lebih dari
satu surga, kalau perlu empat. Dan semua harus menjadi surga yang dirindukan.
Waduuuh, Afra mendukung poligami???
Ah, dikau ini Pembaca... dikit-dikit mengasosiasikan
kata empat surga dengan poligami. Boleh, kan, saya memberikan perspektif lain?
* * *
* * *
Surga, jika ditambahkan dengan kata “Surga Dunia”, dalam KBBI
dimaknai sebagai kenikmatan (kesenangan, kebahagiaan) yg diperoleh hanya selama
masih hidup di dunia; kenikmatan duniawi;
Apa saja surga yang harus dibangun oleh seorang lelaki saat
masih tinggal di dunia?
Surga Pertama: Rumah Tangga
Baiti jannati, begitu slogan populer yang diambil
dari petuah agama. Rumahku, surgaku. Dalam sebuah hadist, Rasul berkata, “Empat
perkara yang membawa kebahagiaan kepada manusia, yaitu (memiliki) isteri yang
solehah, rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang bagus.” (HR.
Ibnu Hibban).
Dalam sebuah rumah tangga, seorang lelaki adalah qowwam,
dengan tugas utama memberikan nafkah, baik lahir maupun batin. Lelaki hebat,
minimal bisa membangun surga berupa rumah tangga, dengan empat indikator
tersebut.
Surga Kedua: Profesi
Apakah kebahagiaan terpenting dari seorang manusia? Ya,
ketika dia berhasil memadukan passion dengan profesi. Para pakar manajemen menyebutkan,
talenta yang dikawinkan dengan minat/passion, akan membuat seseorang
menghasilkan prestasi besar dalam hidupnya. Lelaki hebat harus mampu berkembang
sampai menjadi ahli dalam bidangnya. Dan penghargaan kepada sebuah keahlian
dalam Islam, cukup besar lho.
Bahkan Rasul bersabda, ““Jika amanat telah disia-siakan,
tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana
maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan
kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. Bukhari).
Banyak orang merasa tak bahagia saat berada di tempat kerja.
Jam pulang menjadi penantian, kerja asal-asalan. Kantor seperti neraka,
sehingga hari senin, menurut beberapa penelitian manajemen, merupakan hari di
mana motivasi kerja para karyawan ada dalam titik terendah. Maka, muncullah
perkataan “I don’t like Monday!”
Nah, jika profesi dan pekerjaan merupakan sebuah neraka,
bagaimana mungkin seorang lelaki mampu mencukupi kebutuhan keluarganya?
Surga Ketiga:
Lingkungan Masyarakat
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah-masalah
sosial. Maka, aturan kemasyarakatan, mulai dari berbuat baik terhadap tetangga,
zakat-infak-shadaqah, hingga menjaga keseimbangan lingkungan, terpapar begitu
jelas di dalam Islam. Lelaki hebat tak boleh cuek melihat lingkungan sekitar
kotor, penuh dengan anak-anak kecil berandalan, masjid yang sepi dan tak
terurus, dan sebagainya. Dia harus mengambil inisiatif, membenahi lingkungan,
sehingga tercipta keadaan yang kondusif. Lingkungan masyarakat harus menjadi “surga”
yang menjadikan nyaman ditinggali.
Surga Keempat: Sistem Kenegaraan
Yang Islami
Meluas ke ranah yang lebih besar, lelaki hebat juga harus
terpanggil untuk membenahi sistem kenegaraan. Tentu tidak harus mencalonkan
diri sebagai presiden atau bercita-cita menjadi menteri. Mendukung sistem
ekonomi non ribawi, memilih pemimpin yang memiliki visi perbaikan masyarakat, atau
mengajari anak-anak dan keluarga untuk menjauhi korupsi, juga merupakan
langkah-langkah perbaikan sistem kenegaraan. Tentu kita semua menginginkan
negara kita menjadi “surga” dengan ciri khas seperti disebutkan dalam Al-Quran “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” ([QS.
Saba’: 15) bukan? Atau kalau menurut orang Jawa, “gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.” Negeri yang
berlimpah keberkahan, kemakmuran, kesejahteraan dalam nauran ridha Illahi?
Nah, lelaki hebat harus peduli sampai sejauh itu. Ingat,
negara kita dahulu dalam cengkeraman penjajah. Tetapi, para lelaki hebat rela
berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan bangsa kita. Perjuangan mereka harus
diteruskan oleh lelaki-lelaki zaman sekarang.
Nah, itulah empat “surga” yang dirindukan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Lelaki hebat harus mampu mewujudkannya, karena lelaki hebat pada dasarnya adalah pejuang-pejuang sejati yang dirindukan siapapun. Setuju?
EPILOG
Lho, kok pembahasannya tidak tertuju pada "surga" yang itu sih... Sejak kemarin Afra ngeles terus deh. Terus, bagaimana dengan "surga yang itu"?
Duh, berat ya, ngebahas 4 surga yang "itu", mending Anda konsultasi ke pakar saja, ya... jangan ke saya. Saya tidak punya basic ilmu syar'i kecuali sekadar kuliah di Ma'had Assalam Semarang, itu pun disambi kuliah sains. Tapi... kalau mau berpendapat, ini ada beberapa prinsip menurut saya yang harus Anda perhatikan dan renungkan.
Pertama, poligami diperbolehkan dalam Islam. BOLEH, ya... bukan wajib. Artinya, ketika Anda memilih monogami, bukan berarti pintu surga firdaus tertutup untuk Anda. Jika Anda lelaki, dan memang bisa membangun 4 surga yang dirindukan, silakan. Saya acung jempol, Anda hebat! Tetapi, Anda harus mampu mengukur kapasitas diri dan juga niat. Poligami bukan untuk gagah-gagahan dan simbol status, ya... niat Anda ketika menikah yang pertama, kedua, ketiga dan keempat, ya sama. Ingin membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Jangan keliru, nikah pertama adalah nikah jalan dakwah, nikah kedua untuk rihlah (maksudnya cari hiburan). Waduuuh. Ini bahayaaa...
Kedua, jika Anda ingin menikah lagi, pastikan "surga yang pertama" benar-benar telah sakinah mawaddah wa rahmah, dan tetap samara saat Anda membangun "surga yang kedua". Kalau surga kedua samara, dan surga pertama tergoncang, itu artinya ekspansi Anda tidak mulus! Demikian juga, kalau mau nikah yang ketiga, surga pertama dan kedua harus "stabil", begitu seterusnya.
Ketiga, poligami itu berarti Anda menjadi qowwam untuk beberapa keluarga. Itu beban yang sangat berat. Taruhlah Anda punya 1 istri dan 3 anak. Semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Maka jika Anda melipatkan menjadi dua kali, tiga kali, empat kali, pertanggungjawaban di akhirat kelak semakin panjang.
EPILOG
Lho, kok pembahasannya tidak tertuju pada "surga" yang itu sih... Sejak kemarin Afra ngeles terus deh. Terus, bagaimana dengan "surga yang itu"?
Duh, berat ya, ngebahas 4 surga yang "itu", mending Anda konsultasi ke pakar saja, ya... jangan ke saya. Saya tidak punya basic ilmu syar'i kecuali sekadar kuliah di Ma'had Assalam Semarang, itu pun disambi kuliah sains. Tapi... kalau mau berpendapat, ini ada beberapa prinsip menurut saya yang harus Anda perhatikan dan renungkan.
Pertama, poligami diperbolehkan dalam Islam. BOLEH, ya... bukan wajib. Artinya, ketika Anda memilih monogami, bukan berarti pintu surga firdaus tertutup untuk Anda. Jika Anda lelaki, dan memang bisa membangun 4 surga yang dirindukan, silakan. Saya acung jempol, Anda hebat! Tetapi, Anda harus mampu mengukur kapasitas diri dan juga niat. Poligami bukan untuk gagah-gagahan dan simbol status, ya... niat Anda ketika menikah yang pertama, kedua, ketiga dan keempat, ya sama. Ingin membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Jangan keliru, nikah pertama adalah nikah jalan dakwah, nikah kedua untuk rihlah (maksudnya cari hiburan). Waduuuh. Ini bahayaaa...
Kedua, jika Anda ingin menikah lagi, pastikan "surga yang pertama" benar-benar telah sakinah mawaddah wa rahmah, dan tetap samara saat Anda membangun "surga yang kedua". Kalau surga kedua samara, dan surga pertama tergoncang, itu artinya ekspansi Anda tidak mulus! Demikian juga, kalau mau nikah yang ketiga, surga pertama dan kedua harus "stabil", begitu seterusnya.
Ketiga, poligami itu berarti Anda menjadi qowwam untuk beberapa keluarga. Itu beban yang sangat berat. Taruhlah Anda punya 1 istri dan 3 anak. Semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Maka jika Anda melipatkan menjadi dua kali, tiga kali, empat kali, pertanggungjawaban di akhirat kelak semakin panjang.
Pemesanan Online klik SINI atau SMS/WA: 0878.3538.8493
8 komentar untuk "Hai Lelaki Hebat, Bangunlah 4 Surga Yang Dirindukan!"
pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. ada 7 indikator kebahagiaan dunia.Sahabat setia Rasulullah SAW, Ibnu Abbas ra. yang pada usia 9 tahun sudah hafal Al-Qur’an memberikan penjelasan bahwa ada 7 tanda-tanda seseorang mendapat kebahagian Dunia dan Insya Allah di akhirat adalah sbb:
1. Qolbun Syakirun ( Hati yang selalu bersyukur).
2. Al-Azwaju Shalihah ( Pasangan hidup yang shalih-shalihah ).
Pasangan hidup yang shalih akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalihan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang shalih, yang pasti sang suami akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang shalihah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya.3
3. Al-Auladul Abrar ( Anak-anak yang shalih-shalihah)
4. Al-Biatu Sholihah ( Lingkungan yang kondusif).
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif, kita boleh mengenal siapapun disekitar kita, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang shalih. Orang-orang yang shalih akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang shalih adalah orang-orang yang bahagia karena mendapatkan nikmat Iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang shalih.
5. Umur yang barokah.
Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin shalih, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.
6. Tafakuh Fid-dien, (Semangat untuk memahami Islam).
Semangat memahami agama Islam diwujudkan dalam semangat memahami Al Qur’an & Al Hadist. Semakin seseorang belajar, maka semakin orang tsb terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, “hati yang hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat Iman. Maka berbahagialah orang2 yang penuh semangat untuk selalu memahami Al Qur’an & Al Hadistdan berusaha untuk mengamalkan dalm kehidupan sehari-hari.
7. Al-Malul Halal (Harta yang halal).
Harta yang thoyibah bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya harta. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya
Semoga menambah wawasan kita semua :-)
Harga Rp 59.000 diskon jadi Rp 50.000. Pesan ke 0878.3538.8493
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!