Penculikan Sang Profesor: Saatnya Terjun Ke Dunia Anak!
Haloooo, para ibu. Letakkan gadgetmu, matikan televisimu, lalu ajaklah putra-putri Anda tercinta untuk mengerumuni Anda. Saatnya bercerita!
Jangan sepelekan manfaat bercerita. Sebab, karakter anak bisa dibentuk dari berbagai cara, salah satunya adalah cerita yang diperoleh dari buku bacaan. Apa yang mereka baca, akan berkontribusi besar terhadap bagaimana perkembangan mental mereka. Menyadari hal tersebut, di tengah seabrek kesibukan, saya berusaha menyempatkan diri untuk mendongeng untuk anak-anak saya. Dan novak ini, adalah dongeng pertama yang menjelma menjadi buku. Apakah akan ada dongeng-dongeng lain yang juga akan berubah menjadi buku bacaan? Tunggu saja! Saya tahu, tak semua ibu bisa bercerita. Tetapi saya berharap semua ibu menyempatkan diri untuk bercerita. Kalaupun tidak secara langsung, bisa dengan menyodorkan novel anak ini, ehm!
Tema novak ini sangat sesuai dengan selera saya saat bocah hehe. Petualangan, detektif, hutan rimba, goa, sungai, alam semesta... tentu tidak tanpa disengaja.
Seperti yang telah saya tulis di page saya Afifah Afra, terus terang, saya gemas dengan sebagian anak-anak sekarang yang kurang berani, cenderung cengeng dan agak manja. Khususnya anak-anak yang tumbuh di perkotaan, dan berasal dari keluarga terdidik dari kalangan menengah ke atas. Ya, mungkin polusi hawa kota telah membuat sel-sel tubuh mereka terpapar racun. Napas terengah, tubuh pun tak gagah. Ditambah objek pandangan kanan-kiri-atas-bawah yang semuanya dibatasi tembok, diam-diam daya fantasi, imajinasi dan jiwa petualangan pun dikebiri.
Kegemasan dan kegelisahan saya telah menjadi alasan kuat untuk menulis novel anak ini. Lewat buku ini, saya berharap imajinasi anak--khususnya anak-anak kota yang ruang hidupnya dibatasi tembok-tembok tinggi--terbuka luas. Bahwa semesta ini sungguh punya begitu banyak sisi-sisi yang menarik digali. Bahwa hidup itu tidak hanya sekadar serunya games di sebuah gadget.
Ayolah, Nak... eksplorasi alam semesta. Jadilah pemberani. Dan bercita-citalah setinggi langit yang saban hari kau pandangi!
Petualangan di Rimba Kamerun
Adalah Naufal Firdaus, bocah pintar, shalih dan pemberani yang harus meninggalkan sekolahnya di Solo dan mengikuti ayahnya terbang ke Afrika. Ayah Naufal, Profesor Adrian Firdaus adalah seorang ahli pembuat pesawat terbang. Beliau bekerja di sebuah pabrik pesawat terbang yang sahamnya dimiliki 3 negara: Jerman, Kamerun dan tentu saja Indonesia. Ya, karena nasionalisme yang begitu kuat di dada Sang Profesor, beliau menolak diajak bergabung di perusahaan-perusahaan lain meski gajinya jauh lebih besar.
Ssst... ternyata Al Hambra Corp, pabrik tersebut, berada di tengah rimba raya Kamerun, lho. Al Hambra merupakan sebuah kota kecil supermodern dengan fasilitas yang lengkap. Meski sekolahnya sangat keren, Naufal tidak betah. Murid-muridnya, yang berasal dari seluruh penjuru dunia banyak yang nakal. Bahkan bocah bule bertubuh raksasa, John begitu bersemangat mem-bullynya. Naufal frustasi dan sempat mogok sekolah.
Saat mogok sekolah, Naufal menemukan lobang rahasia yang menghubungkan kota Al Hambra dengan hutan rimba yang membentang di luar sana. Tak dinyana, di hutan rimba, Naufal malah bertemu gadis cilik berambut pirang bermata biru yang tomboy, cerdas namun sangat aneh dan misterius. Gadis yang dia sebut Miss No Name itu memiliki seekor monyet bernama Dido.
Tak dinyana pula, justru gadis kecil dan monyetnya itulah yang membantu Naufal saat berusaha menyelamatkan ayahnya yang diculik musuh-musuhnya. Eh, tapi... siapa sih sebenarnya Miss No Name itu? Yuk rasakan serunya petualangan Naufal dan rekan-rekannya dalam novel anak "Penculikan Sang Profesor".
Harga Rp 34.000
Pemesanan bertanda-tangan hubungi Angga (0878-3538-8493).
2 komentar untuk "Penculikan Sang Profesor: Saatnya Terjun Ke Dunia Anak!"
salam, saya pernah ke indiva sewaktu kuliah dulu hehe
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!