Bintang-Bintang B4 (Beauty, Behaviour, Brain & Brave)
By Afifah Afra
Siapa sih, yang tak ingin menjadi sosok yang sempurna? Yang seimbang dari berbagai sisi. Secara fisik, dia cakep. Secara akhlak dia memesona. Secara otak dia mengagumkan. Dan... tambah lagi, ia juga berani dan heroik. Jika kita mencoba mencari padanan sosok itu, barangkali hanya ada di dunia fiksi. Seperti si Pingkan, tokoh fiktif racikan Kak Muthmainnah di Serial Pingkan. Jika padanan itu kita ejawantahkan di dunia nyata, barangkali dunia harus dilipat sampai ribuan tahun silam, melongok sejarah. Ya, ada Ratu Bilqis, istri Nabi Sulaiman nan agung. Ada Maryam, perempuan shalihah yang senantiasa berdoa di mihrab. Lalu Bunda Khadijah, Bunda Aisyah, Fathimah az-Zahra... dan sederet nama ‘beken’ lainnya.
Tapi, sejarah adalah inspirasi yang selalu mengalir tiada henti. Merekalah, yang secara teruji, telah membuktikan ke-4 hal itu. Beauty. Sekaligus behaviour dan brain. Juga brave. Ini yang membedakan mereka dengan Miss Universe manapun.
Beauty
Suatu hal yang cukup disesalkan, bahwa sampai saat ini, ada beberapa kalangan Muslimah yang memilih tampil 'apa adanya', yakni jilbab yang lusuh, bau keringat karena lama tidak dicuci, tidak matching antara atas dan bawahan, sobek di sana-sini juga wajah yang jarang terkena sapuan kosmetika. Jangan tanya jika mereka pas membuka kerudungnya. Rambutnya awut-awutan karena jarang kena sisir, ketombenya pun segudang. O, ya… ada juga di antara mereka yang tidak menyeterika bajunya—ataupun kalau disetrika, paling hanya bagian-bagian yang terlihat doang. Belum lagi kaos kakinya yang baunya mengalahkan telur busuk.
Mereka mencoba melegitimasi penampilannya yang acak-adut dengan hadist nabi berikut ini, Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi melihat pada (niat dan keikhlasan) dalam hatimu." (HR. Muslim).[1]
Ya, memang betul bahwa Allah tidak memandang pada penampilan kita, akan tetapi, kita harus memahami bahwa Allah itu mencintai keindahan. Islam adalah agama kebersihan dan keindahan.[2] Telah diriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda,
"Bersih-bersihlah, karena sesungguhnya Islam itu bersih." (HR. Ibnu Hibban).
Anjuran tersebut menjadi jelas adanya, karena kebersihan itu ternyata berkorelasi dengan iman, sebagaimana sabda Nabi SAW,
"Kebersihan mengajak kepada iman, dan iman bersama pemiliknya di Surga." (HR. Thabrani).
Berbagai mitos ‘sesat’ tentang cantik
Bahkan sebagian muslimah pun terjebak pada mitos ini. Yakni,
· Cantik = kulit putih
· Cantik = tubuh langsing
· Cantik = penuh aksesoris
· Cantik = sakit
· Cantik = mahal
· Dan sebagainya
Prinsip Kecantikan Dalam Islam
Perlu diperhatikan, bahwa di dalam Islam, menjadi cantik itu tak berarti harus merubah bentuk. Ada beberapa prinsip yang perlu dicamkan.
1. Merawat, bukan merubah
2. Kebiasaan, bukan sekadar instant
3. Tidak untuk dipamerkan, kecuali di depan suami
4. Tidak berhias dengan sesuatu yang diharamkan
5. Tidak menyerupai orang jahiliyah
Behaviour
Behaviour, alias akhlak, adalah pancaran dari hati. Ia adalah personality dari seseorang. Most behaviour is learned. Dan, bahkan akhlak, memang sesuatu yang dimunculkan karena kebiasaan yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, meskipun sebenarnya secara genetik, seseorang sebenarnya telah memiliki bakat-bakat akhlak tertentu.
Dan, satu pemicu penting dari faktor lingkungan yang membuat seseorang memiliki personality tertentu, adalah spiritual. Para psikolog generasi mutakhir, seperti Saphiro, telah memunculkan teori psikologi kepribadian transpersonal, dimana personality seseorang ternyata sangat dipengaruhi oleh spiritualitas seseorang. Namun, teori ini bukan sesuatu yang baru. Islam telah mengajarkan, bahwa kepribadian yang indah, akan membuat seseorang memiliki kemuliaan yang mengalahkan para bidadari surga nan dikabarkan dalam Al-Qur’an sangat jelita.
Ummu Salamah ra. bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, beritakanlah kepada kami, mana yang lebih utama di surga, wanita di dunia ataukah bidadari surga?”
Rasulullah saw. lalu menerangkan bahwa perempuan dunia di surga sangat lebih utama dari biadari surga karena shalat, puasa dan ibadah yang dilakukan mereka. “Allah SWT memberi cahaya di wajah mereka, mereka mengenakan sutera di tubuhnya, warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupaan mereka mutiara dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan, ‘Kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.’”
Brain
Juga jangan lupakan otak. Otak orang dewasa berbobot sekitar 1,5 kg dan di dalamnya terdapat sekitar 1 trilyun sel otak yang mampu membuat 10800 jalur! Ini jelas berlipat-lipat kali lebih banyak dibandingkan dengan lebah (7000 sel otak), lalat buah (100.000 sel otak), tikus (5 juta sel otak) atau monyet, famili terdekat manusia yang hanya memiliki 10 milyar sel otak.
Ukuran otak manusia 3 kali lebih besar dibandingkan kerabat terdekatnya, yakni primata bukan manusia. Sementara, struktur otak manusia sendiri, jauh lebih rumit dibandingkan dengan binatang. Ukuran neokorteks Homo sapiens (manusia) yang lebih besar dari spesies manapun, membuat manusia unggul. Neokorteks adalah tempat pikiran. Apa yang ditangkap oleh indera akan dikumpulkan dan dipahami di bagian otak ini. Neokorteks ini memungkinkan manusia menjadi sosok yang berbudaya, melakukan penemuan-penemuan besar, dan memiliki kasih sayang. Daniel Goleman menyebutkan, bahwa pada reptilia—yang tidak memiliki neokorteks—bayi-bayi reptil yang terlahir akan bersembunyi karena jika tidak, maka induk mereka akan memangsanya. Bisa dipahami, ketiadaan neokorteks akan membuat makhluk kehilangan kasih sayang, bahkan terhadap anak sendiri.
Dari sinilah, kita mendapatkan informasi yang cukup menarik. Selain neokorteks, pada manusia ternyata masih terdapat otak primitif yang strukturnya mirip otak reptil. Pada keadaan kalut, cemas atau marah, fungsi neokorteks bisa tereliminisi, tergantikan oleh fungsi otak primitif. Sehingga tak heran, banyak manusia yang tega memukuli anak sendiri—bahkan membunuh—saat ia dicekam amarah luar biasa.
Dengan kapasitas otak yang luar biasa, manusia jelas memiliki lebih banyak simpanan memori dibanding dengan binatang. Menurut Richard Restak M.D, seorang ilmuwan, ternyata otak manusia dapat menyimpan informasi yang lebih banyak daripada seluruh perpustakaan di dunia.[3] Pun jika seluruh sambungan telepon di dunia dikumpulkan, ternyata masih kalah dibanding dengan otak. Dengan demikian, semua manusia sebenarnya berpotensi untuk menjadi sosok yang sangat cerdas. Kata kunci dari optimalisasi otak adalah stimulasi. Pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang tersimpan dalam otak, maka ia semakin cerdas. Dan masa-masa yang paling baik untuk proses stimulasi adalah pada usia 0-5 tahun, karena pada saat itu terjadi pertumbuhan sel-sel otak yang sangat pesat. Sayangnya, karena minimalnya pengetahuan yang dimiliki oleh para orang tua dan lingkungan sekitar, maka periode emas itu seringkali tidak teroptimalkan dengan baik. Sehingga setiap bayi, yang menurut Albert Eisntein, terlahir jenius, seringkali kehilangan potensi kejeniusannya karena ‘salah urus’.
Brave
Cukup menarik, karena brave ditambahkan dalam kajian kali ini. Secara khusus, brave sebenarnya masuk kategori behaviour, karena ia merupakan bagian dari personality seseorang.
Pada prinsipnya, keberanian seseorang, pertama kali muncul karena adanya rasa percaya diri. Sedangkan rumus percaya diri adalah = SELF IDEAL – SELF FACTUAL. Semakin besar selisihnya, semakin rendah rasa percaya diri seseorang, yang berarti semakin dia menjadi penakut.
Keberanian juga sangat terkait dengan pengalaman. Seseorang yang memiliki memori yang buruk, biasanya lebih penakut dibanding yang tidak. Oleh karenanya, ketika kita memiliki sebuah peristiwa yang menegangkan, sebaiknya kita tidak lari dari permasalahan tersebut, namun sebisa mungkin menghadapinya, sehingga meskipun tercetak di dalam benak, bahwa kita pernah mengalami sesuatu yang buruk, namun sesuatu itu ternyata bisa terselesaikan juga.
Spiritual yang baik—lagi-lagi—juga sangat berpengaruh terhadap keberanian seseorang. Ketika kita merasa bahwa kita benar, dan bahwa kebenaran itu harus diperjuangkan, maka kita akan menjadi si pemberani itu!
4 komentar untuk "Bintang-Bintang B4 (Beauty, Behaviour, Brain & Brave)"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!