Surat Cinta Untuk Penulis: Agar Motivasi Selalu ON!
Hm, tapi, baiklah… sebagai sahabat,
saya tak ingin berdiam diri. Boleh ya, saya menghiburmu. Jangan anggap saya sok
tahu dan sok pahlawan ya.
Saya hanya ingin memotivasimu dengan sebuah teori
motivasi yang dicetuskan oleh Victor Vroom. Beliau adalah seorang pakar
manajemen dari Yale School of Management. Teorinya lebih dikenal dengan nama
Expectancy Theory. Barangkali, teori ini cocok untuk sedikit mem-boost semangatmu,
ya… semoga.
Menurut Pak Vroom, Besar kecilnya
usaha kerja yang akan diperlihatkan oleh seseorang, tergantung pada bagaimana
orang tersebut memandang kemungkinan keberhasilan dari tingkah lakunya itu
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Itu konsep dasarnya. Pak Vroom lalu
mencetuskan sebuah rumus seperti ini.
M = E + I + V
M =
Motivation
E =
Expectancy
I =
Interest
V =
Value
Gampangnya, berapa besar tingkat
motivasi kita, bergantung pada tiga komponen itu. Expectancy adalah seberapa
besar pengharapan kita akan apa yang kita kerjakan. Misal, kita menulis sebuah
novel, lalu kita berharap novel itu meledak di pasaran, best seller, dan
mungkin difilmkan. Atau, kita mengikuti lomba karena hadiahnya gede, karena
lombanya bergengsi, dan sebagainya. Karena harapan kita sangat besar, maka kita
sangat termotivasi. Kita akan menulis dengan keranjingan, sampai melupakan yang
lain.
Ada tipe-tipe tertentu yang menjadikan
E sebagai sumber utama motivasi, sehingga E menduduki nilai dominan. Faktor
lain bahkan seperti tidak ada maknanya. Motivasi kita 100, dan E pun akhirnya sebesar
100. Berarti, interest kita sebesar nol, dan Value pun sebesar nol. Aduuuh, ini
bahaya sekali. Iya betul, jika harapan kamu berhasil terwujud. Kalau ternyata
tidak? Motivasi kamu akan melorot berbanding lurus dengan kekecewaan yang kamu
derita.
M0
= 100 + 0 + 0 = 100 (motivasi sebelum kejadian)
M1 =
0 + 0 + 0 = 0 (motivasi setelah kejadian)
Bahaya, karena kamu benar-benar bisa
akan ngedrop, patah hati, kecewa berdarah-darah dan mungkin angkat pena, alias
ogah nulis lagi.
Nah, tetapi motivasi bisa dibangun
dari dua komponen yang lain. Interest,
alias minat, alias passion. Interest
bisa menyumbang motivasi dengan signifikan, lho. Kan pernah tuh, kita mendengar
cerita tentang bagaimana para pendaki gunung yang bersusah payah menaklukkan puncak
tertinggi di dunia. Mereka bahkan tidak dibayar, tidak diberikan “janji-janji surga”,
tetapi karena interest mereka sangat tinggi, motivasi itu pun sangat tinggi.
Talenta yang kita miliki, harus dibalut dengan passion, sehingga ketika kita melakukan
sesuatu, itu benar-benar karena kita suka.
Terakhir, value. Alias nilai, alias norma. Sesuatu yang kita yakini, untuk tujuan
apa kita melakukan sesuatu. Para ulama besar, banyak yang motivasinya
benar-benar didominasi oleh faktor ini. Mereka tidak pernah menulis karena royalti
atau semata hobi. Mereka menulis karena merasa bahwa itu bagian dari
kewajibannya. Maka, mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyusun
kitab-kitab yang akhirnya menjadi rujukan kaum muslimin, semata demi
menyebarkan ilmu.
Bukankah amalan seseorang saat
meninggal itu, terputus kecuali atas tiga hal: doa anak shaleh, ilmu yang
bermanfaat dan shadaqoh jariyah? Kalau
value kita kuat, kita tidak akan lagi
mengatakan, “Ketimbang penulis, mending jadi artis.” Plis deh, penulis yang
memiliki value kuat, tak seharusnya mengatakan hal itu. Okelah, kalau itu
sekadar bercanda. Tetapi, kata orang bijak, perkataan itu sebagian dari doa,
lho! Jadi, canda pun harus hati-hati.
Oke deh, kita manusia, ya! Bukan
malaikat, hehe. Manusia pasti punya expectancy,
dan bohong besar, jika ada manusia yang tidak kecewa jika usaha susah-payahnya
ternyata tidak sesuai harapan. Kalau begitu, bagaimana jika kita menyeimbangkan
saja ketiga komponen tersebut. Misalnya, E = 30%, I = 30% dan V = 40%. Nah,
kalau ternyata harapan tidak sesuai kenyataan, kan derajat motivasi kita masih
70% tuh. 70% ini, kalau nilai di perguruan tinggi, masih masuk kategori B,
lulus deh!
Yuk, mohon selalu agar kita senantiasa dibimbing menuju jalan-Nya.
Salam hangat
Afra
13 komentar untuk "Surat Cinta Untuk Penulis: Agar Motivasi Selalu ON!"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!