Kiat Hidrasi Sehat Saat Berpuasa: Menang “Perang” dengan Jurus 2-4-2
Tahukah Anda jika
perang Badar yang sangat besar peranannya dalam kesuksesan dakwah Islam di masa
Rasulullah SAW, ternyata terjadi pada bulan Ramadhan? Pada saat itu, sekitar
300 kaum muslimin dengan peralatan seadanya, berperang melawan kaum paganis suku
Quraisy yang bersenjata lengkap dengan jumlah tiga kali lipat lebih banyak.
Tetapi, ternyata Kaum Muslimin yang sedang menjalankan ibadah puasa memenangkan
peperangan dengan gemilang. Kita akan semakin
tercengang jika mengetahui, bahwa peristiwa penaklukan kota Makkah oleh pasukan
yang dipimpin Rasulullah SAW, juga terjadi di bulan Ramadhan. Beberapa
kemenangan penting yang diperoleh pahlawan Islam Sholahuddin Al-Ayubi, pun
dilakukan di bulan Ramadhan. Sementara, peristiwa proklamasi kemerdekaan negara
kita, tanggal 17 Agustus 1945, ternyata juga bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Benarkah
Puasa Membuat Fisik Lemah?
Banyak orang mengira
bahwa saat berpuasa raga menjadi lemah, sehingga kita seolah-olah akan
memaafkan diri dengan bermalas-malasan, lamban, dan tidur seharian. Namun,
fakta di atas membuat kita terentak. Berpuasa sebenarnya tak akan membuat kita
loyo. Justru dengan berpuasa, kita akan lebih sehat, mampu beraktivitas seperti
biasa, bahkan berprestasi. Kuncinya, di antaranya ada pada pola hidup dan
keseimbangan gizi. Kita tahu, bahwa tubuh kita membutuhkan berbagai jenis zat
gizi sebagai berikut[1]:
Zat
|
Kebutuhan
Orang Dewasa Perhari
|
Karbohidrat
|
2000
s.d. 2200 kkal (perempuan)
2400
s.d. 2800 kkal (laki-laki)
|
Protein
|
48-62
gr/hari (perempuan)
55-66
gr/hari (laki-laki)
|
Lemak
|
Tidak
boleh lebih dari 630 kkal
|
Vitamin
|
Beragam,
sesuai jenisnya
|
Mineral
|
Beragam,
sesuai jenisnya
|
Air
|
Sekitar
2 liter
|
Makanan, pada
prinsipnya membutuhkan waktu cukup lama dalam proses pencernaannya. Di dalam
perut, makanan akan menetap sekitar 3-4 jam, kemudian menuju ke usus untuk
proses penyerapan yang membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam. Secara umum, makanan
membutuhkan proses pencernaan selama 12 hingga 24 jam dari mulai diasup hingga
ekskresi zat sisa.[2]
Dari data tersebut, tampak jelas, bahwa mekanisme makan dan minum saat berpuasa
yang hanya diperbolehkan mulai berbuka (sekitar jam 18.00) hingga subuh
(sekitar jam 04.00), sebenarnya tak bermasalah untuk keseimbangan gizi, selama
kita tetap mengasup gizi sesuai dengan kebutuhan kita pada saat-saat yang
diperbolehkan untuk makan dan minum.
Kebutuhan
Air Putih Pada Manusia
Dari
kebutuhan gizi tersebut di atas, fokus dari tulisan ini adalah kebutuhan akan
air. Sebagaimana kita tahu, air adalah komponen utama dalam tubuh manusia. Hampir
dua pertiga, tepatnya 55% sampai 60% berat tubuh pria dewasa terdiri dari air, sementara,
pada perempuan dewasa sekitar 50 hingga 60% dari berat tubuhnya. Sementara, dua
organ yang sangat penting bagi tubuh kita, otak dan darah, memiliki komposisi
air yang lebih banyak daripada organ-organ lainnya, yakni otak 90% terdiri dari
air, dan darah 95% terdiri dari air.
Air bersih, yang biasanya bersumber dari pegunungan sangat penting untuk kehidupan kita. |
Air
sangat berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh kita. Dengan komposisi air
yang cukup, proses-proses biokimiawi dalam tubuh bisa berjalan dengan baik.
Otak yang kekurangan cairan akan membuat kita kesulitan berkonsentrasi dan
berpikir. Darah yang terlalu kental juga menyebabkan aliran darah menjadi
lambat, sehingga akan menimbulkan keluhan seperti mual, pusing dan sebagainya,
di samping juga akan membuat kerja organ-organ seperti jantung dan ginjal
menjadi lebih berat.
Bisa
dikatakan, tanpa air, makhluk hidup tidak mungkin tumbuh dan berkembang,
seluruh kegiatan manusia tidak dapat berlangsung dengan baik. Secara umum, para
pakar menyebutkan beberapa fungsi penting dari air sebagai berikut:
1. Sebagai
pembentuk sel dan cairan tubuh;
2. Sebagai
pengatur suhu tubuh;
3. Sebagai
pelarut;
4. Sebagai
pelumas dan bantalan;
5. Sebagai
media transportasi;
6. Sebagai
media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme.
Berbagai
penelitian menyebutkan, bahwa dengan mengonsumsi air putih secara rutin dan
sesuai kebutuhan, kita juga akan terhindar dari berbagai penyakit berat.
Stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal, merupakan penyakit yang terkait
dengan kurangnya asupan air putih. Mau tidak mau, kita harus berusaha keras
untuk tetap memenuhi kebutuhan tubuh kita akan air putih. Berapa sebenarnya air
putih yang kita perlukan untuk hidup sehat dalam sehari?
Kelompok
Umur
|
Usia
|
AKG/Hari
|
Bayi
(Diberikan
dalam bentuk ASI)
|
0-6
bulan
7-12
bulan
|
0,8
Liter
1,0
Liter
|
Anak
|
1-3
Tahun
4-6
Tahun
7-9
Tahun
|
1,1
Liter
1,4
Liter
1,6
Liter
|
Lelaki
|
10-12
Tahun
13-15
Tahun
16-18
Tahun
19-29
Tahun
30-49
Tahun
50-64
Tahun
65+
Tahun
|
1,8
Liter
2,1
Liter
2,2
Liter
2,5
Liter
2,4
Liter
2,3
Liter
1,5
Liter
|
Perempuan
|
10-12
Tahun
13-15
Tahun
16-18
Tahun
19-29
Tahun
30-49
Tahun
50-64
Tahun
65+
Tahun
|
1,9
Liter
2,1
Liter
2,1
Liter
2,0
Liter
2,0
Liter
2,0
Liter
1,5
Liter
|
Sumber:
Proboprastowo SM, Dwiriani CM.
Kehilangan berat badan
karena air, menyebakan serangkaian gejala dari ringan hingga berat. Berikut ini
beberapa gejala yang muncul akibat kehilangan berat badan yang disebabkan
karena air.
Kehilangan 1 – 2% :
Rasa haus yang kuat, kehilangan cita rasa, perasaan tidak nyaman
Kehilangan 3 – 5%:
Mulut kering, pengeluaran urin berkurang, bekerja dan konsentrasi lebih
sulit, kulit merasa panas, gemetar berlebihan, tidak sabar, mengantuk, muntah,
ketidakstabilan emosi
Kehilangan 6–8%:
Peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut jantung dan pernapasan,
pusing, sesak nafas, bicara tak lancar, otot lemah, bibir membiru
Kehilangan 9–11%:
Kejang, berhalusinasi. Lidah bengkak, keseimbangan dan sirkulasi yang
lemah, kegagalan ginjal, menurunnya volume dan tekanan darah
(sumber: Thomson
Janice, Manore Melinda, Vaughan Linda).
Kiat
Hidrasi Sehat Selama Ramadhan: Pola 2-4-2
Kita sudah memahami
betapa pentingnya kebutuhan air untuk kesehatan kita. Pertanyaannya, bagaimana
bisa mencukupi semua itu saat berpuasa? Permasalahnnya, saat berpuasa, kita
hanya boleh makan minum di malam hari. Berbeda dengan saat siang hari, yang
mana rasa panas dari sengatan matahari membuat kita spontan merasa haus dan
minum, saat puasa, seringkali kita tidak mengasup air putih dengan cukup.
Seringkali, karena
kekenyangan saat berbuka puasa, kita merasa tak mampu lalu meminum air putih.
Lalu, kesibukan beribadah saat malam, mulai dari shalat tarawih, tadarus
Al-Quran dan sebagainya, juga membuat kita lupa mengasup air putih sampai
tertidur. Walhasil, banyak kasus terjadi, dalam berpuasa kita hanya mengasup
paling banyak dua atau tiga gelas air putih saja. Oleh karena itu, kasus
dehidrasi mulai dari ringan hingga sedang, sering terjadi pada orang yang berpuasa.
Dehidrasi ini seringkali mengganggu konsentrasi kita dalam beribadah. Padahal,
saat puasa, kita dianjurkan untuk sebanyak mungkin mendulang pahala melalui
amalan-amalan unggulan kita.
Bagaimana cara
mengatasi problem tersebut?
Pola minum 2-4-2,
seperti yang disarankan oleh sebuah produsen kemasan air mineral, adalah pola yang sangat tepat untuk kita
terapkan saat berpuasa. Pola ini menjadi prinsip dasar yang menjadi acuan kita.
Jurus 2-4-2 bisa diterangkan dengan meminum 2 gelas air saat berbuka, 4 gelas
air saat malam hingga menjelang tidur, dan 2 gelas air saat sahur.
Berikut ini saran saya
untuk lebih detil menjabarkan pola 2-4-2:
Adzan
Maghrib
|
Makanlah
beberapa butir kurma dan segelas air putih. Jika Anda bepergian, atau masih
dalam perjalanan sepulang dari kantor, masukan kotak kecil kurma dan air
minum kemasan AQUA di tas Anda.
|
Usai
Makan Besar
|
Minumlah
segelas air putih
|
Jelang
Shalat Tarawih
|
Setelah
makan besar dan tilawah Al-Quran, minumlah segelas air putih sebelum
berangkat ke masjid
|
Saat
Shalat Tarawih
|
Bawalah
air minum dalam kemasan AQUA di tas mukena Anda, minumlah segelas air di
sela-sela shalat tarawih
|
Saat
Tadarus Al Quran
|
Minumlah
segelas air putih di sela-sela tadarus Anda
|
Sebelum
tidur
|
Kembali
minum segelas air putih
|
Bangun
Tidur
|
Minumlah
segelas air putih, lalu shalat tahajud, tilawah Al-Quran atau mempersiapkan
makanan untuk sahur
|
Setelah
sahur/jelang adzan subuh
|
Minumlah
segelas air untuk memastikan mulut Anda benar-benar bersih, lalu sikat gigi,
berwudhu dan shalat subuh.
|
Sediakan air minum
sehat dalam jumlah cukup, kalau perlu berlimpah di rumah Anda. Jangan lupa,
bekali selalu diri Anda, kemanapun pergi, dengan air putih yang sehat.
Selain pola 2-4-2
tersebut, penting untuk Anda catat beberapa hal berikut ini:
1. Konsumsi air yang disebut di atas, sebaiknya dipenuhi dalam bentuk air putih, bukan dalam bentuk yang lain seperti kolak, sirop, minuman soda, dan sebagainya. Terlalu banyak mengonsumsi cairan (yang bukan air putih), akan cukup mengganggu pola 2-4-2, karena lambung menjadi sangat penuh dan eneg.
2. Selain kebutuhan air putih, Anda perlu memperbanyak makanan yang mengandung banyak air secara alami, seperti buah segar dan sayuran.
3. Hindari paparan langsung dengan matahari saat siang hari untuk menghindari keluarnya banyak cairan tubuh. Jika mampu berteduh, berteduhlah.
4. Hindari terlalu banyak mengonsumsi kopi, teh dan minuman-minuman tersebut berefek diuretis yakni penambahan volume urin yang diproduksi sekaligus naiknya jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Selain itu, kopi juga membuat kita seringkali merasa kenyang, padahal, kita butuh mengasup gizi secara cukup di waktu yang terbatas.
5. Hindari aktivitas fisik berlebih. Namun, jika kita terpaksa harus melakukan, kita perlu menambah lagi asupan air putih di malam hari.
6. Untuk mengecek kondisi tubuh, kita bisa melakukan trik PURI (Periksa Urin Sendiri). Urin yang kuning pekat dan jumlahnya sedikit, merupakan indikasi bahwa Anda terserang dehidrasi. Perbanyaklah asupan air putih untuk mengatasinya.
1. Konsumsi air yang disebut di atas, sebaiknya dipenuhi dalam bentuk air putih, bukan dalam bentuk yang lain seperti kolak, sirop, minuman soda, dan sebagainya. Terlalu banyak mengonsumsi cairan (yang bukan air putih), akan cukup mengganggu pola 2-4-2, karena lambung menjadi sangat penuh dan eneg.
2. Selain kebutuhan air putih, Anda perlu memperbanyak makanan yang mengandung banyak air secara alami, seperti buah segar dan sayuran.
3. Hindari paparan langsung dengan matahari saat siang hari untuk menghindari keluarnya banyak cairan tubuh. Jika mampu berteduh, berteduhlah.
4. Hindari terlalu banyak mengonsumsi kopi, teh dan minuman-minuman tersebut berefek diuretis yakni penambahan volume urin yang diproduksi sekaligus naiknya jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Selain itu, kopi juga membuat kita seringkali merasa kenyang, padahal, kita butuh mengasup gizi secara cukup di waktu yang terbatas.
5. Hindari aktivitas fisik berlebih. Namun, jika kita terpaksa harus melakukan, kita perlu menambah lagi asupan air putih di malam hari.
6. Untuk mengecek kondisi tubuh, kita bisa melakukan trik PURI (Periksa Urin Sendiri). Urin yang kuning pekat dan jumlahnya sedikit, merupakan indikasi bahwa Anda terserang dehidrasi. Perbanyaklah asupan air putih untuk mengatasinya.
“Menang
Perang” Dengan “Jurus 2-4-2”
Barangkali, itulah
rahasia mengapa kaum Muslimin di zaman dahulu justru mendapatkan kemenangan
gilang-gemilang saat berperang di bulan Ramadhan. Mereka tetap bugar meski
berpuasa, padahal, kondisi medan yang berupa padang pasir tentu sangat panas.
Saat ini, dimana alam
telah berubah, tentu medan peperangan telah berubah. Manusia lebih banyak
menggunakan negosiasi secara damai untuk menyatukan perbedaan. Jarang dijumpai
perang-perang fisik. Akan tetapi, menurut para alim ulama dengan merujuk pada
hadist Rasulullah, ada perang yang lebih besar dari perang fisik semacam perang
Badar, yaitu perang melawan hawa nafsu. Dan, puasa adalah sebuah perang melawan
hawa nafsu. Dalam puasa, kita dilatih untuk mengendalikan diri dari berbagai
hal yang bisa merusak keimanan kita.
Maka, jika kita merujuk
pada konsep SWOT (Strong-Weakness-Opportunity-Threat),
pada bulan Ramadhan, sejatinya seluruh faktor eksternal sudah dibuat kondusif
oleh Allah SWT. Di antaranya, sebagaimana bersumber pada hadist Rasulullah SAW:
pintu surga dibuka, amalan-amalan dilipatgandakan pahalanya (Opportunity); pintu neraka ditutup,
setan-setan dibelenggu (Threat).
Sehingga, yang kita perangi dalam diri kita sesungguhnya hanya hawa nafsu kita
(Weakness).
Berperang melawan nafsu
dan mencoba meraih sebanyak mungkin kemuliaan Ramadhan, hanya bisa diperoleh
dalam kondisi fisik yang bugar. Dalam kitab Mandhumah Qowaidul Fiqhiyyah, Syeikh
Abdurrahman as-Sa’diy berkata: “Wasaa
ilul umuri kal maqoosidi wahkum
bihaadhal hukmi lizzawaid. Semua sarana untuk melakukan suatu perbuatan
hukumnya sama dengan tujuan perbuatan itu, maka hukumilah dengan hukum
tersebut sebagai penyempurna.” Kita
berpuasa karena puasa itu wajib, sedangkan kondisi bugar adalah syarat agar
kita bisa menempuh kewajiban dengan baik. Jadi, sarana-sarana menuju kebugaran
fisik, bisa dihukumi sebagai penyempurna puasa kita.
Semoga kita bisa
“menang perang” dengan “Jurus 2-4-2”. Ayo kita “berperang”!
Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti "Kompetisi Menulis Blog Ramadan 2+4+2 dengan tema “ASUPAN GIZI YANG TEPAT SAAT BERPUASA” yang diselenggarakan oleh DANONE AQUA.
Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti "Kompetisi Menulis Blog Ramadan 2+4+2 dengan tema “ASUPAN GIZI YANG TEPAT SAAT BERPUASA” yang diselenggarakan oleh DANONE AQUA.
[1]
Tabel disarikan dari artikel yang terdapat pada http://www.academia.edu/8166963/KEBUTUHAN_NUTRISI_UNTUK_DEWASA
[2] http://www.biologi-sel.com/2013/06/waktu-yang-dibutuhkan-untuk-mencerna.html
[3] http://www.aqua.com/tentang_aqua/penghargaan
31 komentar untuk "Kiat Hidrasi Sehat Saat Berpuasa: Menang “Perang” dengan Jurus 2-4-2"
Selamat menempuh ibadah Ramadhan juga, Mbak Niar... semoga meraih keberkahan Al Qadar :-)
Yuk 'berperang' untuk tetap sehat jasmani rohani di bulan Ramadhan ini. Tipsnya bermanfaat, semoga bisa kita praktekkan jurus 2-4-2nya ^^
salam kenal yee...
salam kenal yee..
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!