Tiga Golongan Manusia Di Hari Kiamat, Di Manakah Kita?
Bayangkan, jika suatu hari kita melihat matahari
terbit dari barat. Lalu terdengar suara lengking sangkakala. Tiupan pertama
yang menghancurkan alam semesta. Bumi digoncangkan dengan dahsyat. Langit
terbelah, bumi menjadi rata karena mengeluarkan muatan-muatannya. Gunung-gunung
akan dihambur-hamburkan sebagaimana bulu yang beterbangan. Bagaimana perasaan
kita saat menyaksikan kehancuran yang mematikan seluruh jiwa? Disebutkan dalam
Al-Quran, bahwa orang-orang pada saat itu sangat ketakutan, sehingga tak peduli
lagi dengan ayah, ibu, anak-anak dan orang-orang yang dicintainya.
Ah, semoga hal tersebut tak menimpa kita. Mari
berdoa, agar kita tidak termasuk dalam orang yang menyaksikan peristiwa kiamat.
Sebab, dalam sebuah hadist, Nabi
bersabda yang artinya, “Kiamat tidak akan berlangsung kecuali menimpa atas
orang-orang yang paling jahat.” (HR Muslim 5243). Na’udzubillah, jika kita
mengalami kiamat, berarti kita termasuk dalam golongan orang-orang yang paling
jahat. Jangan sampai deh…
Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya Allah SWT
akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman. Maka
tidak seorangpun (karena angin tersebut) yang akan disisakan dari orang-orang yang
masih ada iman walau seberat biji dzarrah kecuali akan dicabut ruhnya.” (HR
Muslim 1098).
Tiga
Golongan Manusia
Yang paling mendebarkan barangkali adalah di manakah
posisi kita saat hari kiamat dan sesudahnya? Di dalam Al-Qur'an surat
Al-Waqi'ah, Allah membagi tipe manusia di hari kiamat menjadi 3 golongan
sebagai berikut.
Assaabiquunassaabiquun
Mereka adalah generasi yang paling awal beriman. Yaitu
golongan orang-orang yang bersegera, menjadi pelopor, pendobrak. Dia adalah muqorrobin, orang-orang yang sangat
dekat dengan Allah SWT. Di antaranya adalah para Rasul, Anbiya dan hawariyyun (penolong-penolong nabi).
Mereka akan didahulukan masuk surga, masuk surga tanpa hisab, atau hisab yang
sangat ringan. Inilah golongan elit di surga.
Bisakah manusia yang hidup saat ini masuk golongan
ini? Bisa. Tetapi, tentu syaratnya harus sangat berat, karena minimal harus
selevel hawariyyun. Dan, dalam
Al-Quran disebutkan, tsullatun mina
l-ʾawwalīn,wa-qalīlun mina l-ʾākhirīn, mereka, sssaabiquunassaabiquun terdiri dari segolongan besar orang-orang
terdahulu dan hanya segolongan kecil orang-orang yang hidup saat ini.
Ashabul
Yamin
Yaitu golongan kanan, golongan mulia yang juga akan
masuk surga. Akan tetapi, derajatnya masih di bawah golongan pertama. Golongan ini banyak terdapat dari
orang-orang terdahulu, juga orang-orang masa kini. Mereka adalah golongan mulia,
golongan yang mereka menerima catatan amalannya di dunia dengan tangan kanannya,
lalu mendapatkan surga dengan segala kenikmatannya.
Ashabus-Syimal
Artinya golongan kiri. Mereka adalah golongan yang
sangat merugi, disebabkan oleh kemaksiatan yang dia lakukan selama hidupnya,
dan tak mau bertobat dan tetap asyik-masyuk dalam kemaksiatan. Banyak di antara
golongan ini yang saat hidupnya di dunia ada dalam gelimang kemewahan. Di neraka,
dia akan menyantap buah zakum (seburuk-buruk buah dengan aneka duri), serta
meminum cairan yang sangat panas sebagaimana unta yang kehausan.
Optimalisasi
Ramadhan Untuk Akselerasi Diri
Mau menjadi golongan yang mana? Kata Ustadz Kholid
Mustofa, Lc., Direktur Jaringan Rumah Quran Haramain, kita harus
"ambisius" dalam kebaikan. Kalau mau memilih, berusahalah untuk bisa
masuk golongan pertama, karena kalaupun tergelincir, nantinya akan masuk ashabul yamin. Jika kita hanya mematok
ashabul yamin, nanti bisa-bisa kita lengah dan tergelincir menjadi ashabus-syimal.
Tapiii... untuk bisa masuk golongan pertama, kita
harus bisa bersaing dengan insan-insan utama terdahulu, seperti Abu Bakar dan
Umar bin Khattab. Mau tahu seperti apa amalan mereka? Salah satunya dalam
berderma. Pernah suatu ketika Abu Bakar dan Umar berfastabiqul khairat dalam
amalan. Umar berniat menginfakkan separuh hartanya untuk agama. Ternyata, Abu
Bakar bahkan menginfakkan semua hartanya untuk agama.
Kita? Waduuuh… garuk-garuk kepala. Mengeluarkan
zakat yang hanya 2,5% saja kita sering enggan. Berderma paling pol hanya
lembaran ribuan, sampai-sampai ada kawan saya, Ketua FLP Solo Raya, Muhammad
Trimanto membuat humor yang dia selipkan dalam sebuah cerpennya, pahlawan mana
yang paling shalih? Jawabnya Patimura, karena paling sering masuk kotak infak.
Itu belum amalan-amalan lain… jadi, beraaat sekali
menjadi golongan pertama. Menjadi golongan kedua saja susahnya bukan main.
Namun begitu, kita harus optimis memperbaiki diri, sedikit demi sedikit, asal
kontinyu. Momen Ramadhan, adalah momen berbenah. Di bulan ini, suasana begitu
kondusif untuk memerangi kelemahan, menghapus kebiasaan-kebiasaan buruk, dan
mengganti dengan kebiasaan-kebiasaan baik.
Ayo, up grade our self! Manfaatnya Ramadhan yang
tinggal separuh ini untuk serius memperbaiki diri dengan akselerasi amal.
4 komentar untuk "Tiga Golongan Manusia Di Hari Kiamat, Di Manakah Kita? "
....
....
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!