Hati-Hati, Ramalan Anda Bisa “Tergenapi”, Berpikirlah Positif!
Pernahkah Anda
mengalami beberapa kejadian “aneh” seperti beberapa ilustrasi di bawah ini?
Ilustrasi 1:
Bu Anita melirik jam
dinding, sudah pukul 12 malam, desahnya. Pelan dia beranjak ke pintu depan,
membukanya. Dilihatnya, Andi sang putra sulung berdiri dengan paras lesu.
Tubuhnya babak belur, bajunya sobek-sobek dan kumal. Pasti tawuran lagi, sebal
Bu Anita. “Kalau kau terus begini, tak akan ada profesi yang bisa kamu tekuni
kecuali menjadi kriminal!” Ketusnya.
Betapa sedihnya hati
Bu Anita, karena apa yang menjadi perkataannya, akhirnya terbukti beberapa
tahun kemudian. Andi keluar masuk penjara karena terlibat berbagai kejahatan.
Ilustrasi 2:
Hati Pak Pram hancur berkeping-keping. Anak
lelaki sulungnya ditangkap polisi karena kasus narkoba. Sejak dahulu, Pak Pram
memang tidak percaya dengan kejujuran sang anak. Pak Pram yakin, si sulung itu
menyembunyikan sesuatu yang buruk di balik kelakuannya. Ternyata, “ramalan” Pak
Pram terbukti.
* * *
Apakah Anda pernah merasakan seperti yang
terjadi pada Bu Anita atau Pak Pram? Kita anggap anak kita nakal, bermasalah, dan ternyata dia akhirnya nakal dan bermasalah beneran.
Kita anggap pekerja kita korupsi, dan ternyata
korupsi betulan. Kita curiga bahwa orang terdekat kita
berkhianat, dan ternyata benar-benar khianat. Respon kita ketika terjadi
peristiwa semacam itu, biasanya justru malah bangga, “Nah, apa saya bilang?”
Jangan bangga dulu dengan anggapan tersebut,
karena bisa jadi, ketidakpercayaan kita inilah yang akhirnya menjerumuskan
orang yang kita sayangi kepada sesuatu yang tidak kita inginkan.
Ada sebuah istilah yang disebut dengan
“ramalan yang tergenapi” (self fulfilling prophecy/SFP). Istilah SFP
ini pernah diungkapkan oleh Robert Merton (1948), sering juga disinonimkan
dengan Efek Placebo, atau sepengertian juga dengan Efek Pygmalion.
Bagi orang yang aktif
di lab, pasti akrab dengan istilah placebo. Saat melakukan penelitian, misal
meneliti efek zat X ke tikus putih, biasanya ada zat yang netral, misal air,
sebagai placebo. Efek placebo adalah kondisi saat sesuatu yang menjadi placebo ternyata
justru mempengaruhi kondisi seseorang karena adanya sugesti tertentu. Misal,
saya yakin di dalam gelas ini ada obat, maka dia akan sembuh beneran, padahal gelas
itu hanya placebo.
Adapun cerita tentang
Pygmalion berkisah tentang seorang pemuda bernama Pygmalion yang mengukir
patung wanita cantik dan yakin bahwa patung itu akan hidup. Ternyata patung itu
hidup betulan dan akhirnya menjadi istrinya. Ini sih, cuma mitologi Yunani
belaka. Tetapi, Efek Pygmalion telah dikenal luas sebagai sinonim dari Efek
Placebo.
Inti sarinya, seringkali apa yang menjadi
pemikiran kita, ternyata terbukti pada alam kenyataan.
Dalam ajaran agama Islam, kita mengenal hadist
qudsi yang berbunyi: “Ana ‘inda zhanni
‘abdi bi” (Aku (Allah) seperti yang disangka hamba-Ku). Makna hadist ini sungguh dahsyat, menunjukkan
bahka kita tidak boleh bermain-main dengan dugaan-dugaan.
Hadist itu menegaskan bahwa SFP itu memang
bisa terjadi dalam kenyataan. Kekuatan pikiran kita akan menggerakkan sebuah
kejadian. Karena itu, hati-hati dalam berprasangka. Sebaiknya, fokuskan
prasangka kita kepada sesuatu yang positif, bukan justru yang negatif.
Misal, kita melihat anak kita pulang dalam
keadaan lusuh, alih-alih menduga yang tidak-tidak, peluklah dia dan katakan
dengan lembut, “Aku tahu bahwa
kamu melakukan ini karena pertimbanganm tertentu. Kamu masih terlalu muda untuk
bisa mengendalikan diri, tetapi kamu bisa berlatih. Sekarang, kamu terlihat sangat lelah, ayo ganti baju dan mandi. Nanti ibu bikinkan
masakan kesukaanmu.”
Bisa jadi, saat itu sebenarnya sang anak baru
saja tawuran. Tetapi melihat sikap ibunya yang lemah lembut, hatinya meleleh.
Dan seketika itu juga, dia bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Bahkan, dalam keadaan
sangat marah pun, Ibunda dari Imam Sudais, tetap berpikir positif. Dikisahkan
dalam banyak literatur, saat Imam Sudais masih kecil, dia menaburkan pasir pada
hidangan yang sedianya akan disajikan ke tamu. Alih-alih mengutuk, sang ibu
marah sembari mendoakan, “Kamu nakal, kudoakan jadi Imam Masjidil Haram!”
Ternyata, sang bocah
benar-benar menjadi Imam Masjidil Haram.
Ya, itulah dahsyatnya sebuah pemikiran yang
positif! Yuk, kita mulai mencoba.
1 komentar untuk "Hati-Hati, Ramalan Anda Bisa “Tergenapi”, Berpikirlah Positif!"
site and reading very informative content at this time.
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!