"Seorang Lelaki dan Selingkuh", Kumpulan Cerpen Sarat Nuansa Politis?
Jika dihitung, sudah ada seratusan lebih cerpen yang saya hasilkan. Sebagian pernah terbit, bertebaran di berbagai media, baik yang masih eksis ataupun sudah wassalam alias berhenti terbit. Dari Annida, Ummi, Sabili, Gizone, Karima, hingga Solopos, Republika dan media lainnya. Setelah terbit, cerpen-cerpen itu entah bagaimana nasibnya, saya kurang tahu. Maka, untuk mencoba mendokumentasikan dan mengumpulkan yang berserak, saya coba pilih 21 cerpen yang menurut saya paling bagus. Lalu saya edit lagi, saya perbaiki struktur ceritanya, dan alhamdulillah, berhasil diterbitkan.
Ada satu nuansa yang baru dalam buku saya kali ini, yaitu ada pengantar cukup panjang dari senior saya, Kang M. Irfan Hidayatullah. Namun yang cukup menggelitik saya adalah petikan tulisan beliau saat membahas kumcer saya ini.
"Akhirnya, saya berani menyimpulkan, bahwa kumpulan cerpen yang satu ini berbenang merah permasalahan politik dan Afra tampak sedang berusaha menyiasati narasinya. Berarti ada dua lapisan politis dalam kumcer ini, tema politik dan siasat bernarasi."
Sepertinya, kesimpulan Kang Irfan ini tak salah. Memang benang merah dari cerpen-cerpen yang ada di sini adalah politik. Sejak kecil, saya memang suka politik, walaupun tidak terjun di dunia politik praktis. Sejak remaja, saya sudah senang berdiskusi masalah politik. Sangat menyenangkan, karena ayah saya (almarhum), juga senang politik dan merupakan lawan diskusi yang sangat menyenangkan. Kami sering adu argumen, seringkali panas, namun justru karena itu, kami selalu merasa saling merindukan.
Saat SMA, saya mengikuti suasana perpolitikan di Indonesia dari majalah Forum Keadilan yang diberikan Pakde saya (mantan aktivis mahasiswa). Karena itu, ketika saya masuk kuliah dan pada semester 2 terjadi peristiwa 1998, saya langsung tertarik dan ikut tergabung dalam demo-demo mahasiswa. Ya, masih mahasiswa imut, remah rengginang belaka. Tapi saya bangga, menjadi bagian dari peristiwa besar itu.
Politik merupakan hal yang menggelitik. Namun, alih-alih ikut terlibat di politik praktis, sebagai seorang penulis, saya lebih memilih membangun kesadaran berpolitik lewat karya-karya saya.
Jadi, selamat membaca karya-karya dalam "Seorang Lelaki dan Selingkuh" ini ya. Mohon kritik dan saran agar karya ini semakin baik.
* * *
JUDUL : SEORANG LELAKI DAN SELINGKUH
Penulis : Afifah Afra
ISBN : 978-602-495-115-3
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Ukuran : 13 x 19 cm
Tebal : 264 halaman
Harga asli : Rp 65.000
Harga promo : Rp 52.000
Pemesanan : 0819-0471-5588 atau 0878-3538-8493
"Akhirnya, saya berani menyimpulkan, bahwa kumpulan cerpen yang satu ini berbenang merah permasalahan politik dan Afra tampak sedang berusaha menyiasati narasinya. Berarti ada dua lapisan politis dalam kumcer ini, tema politik dan siasat bernarasi."
(M. Irfan Hidayatullah, S.S, M.Hum, kandidat doktor Ilmu Susastra UI, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran).
"Setiap kali membaca tulisan Afifah Afra, bukan hanya muatan sastra yang didapat. Kekuatan pesan dan renungan yang dalam, meninggalkan jejak di skema pemikiran kita."(Sinta Yudisia, Penulis, Psikolog, Anggota Dewan Pertimbangan Forum Lingkar Pena)
Apa saja 21 judul cerpen yang ada di dalam buku ini?
1. Seorang Lelaki dan Selingkuh
2. Perang Doa
3. Malaikat Akan Datang kepada Surti
4. Sebilah Pisau untuk Membelah Dadaku
5. Perempuan yang Mencintai Pohon-pohon
6. Alex dan Roxana
7. Sampah
8. Perjamuan Malaikat
9. Membunuh Sang Kyai
10. Fardhu Kifayah
11. Pesta Kematian
12. Perempuan Berkafan Rambut
13. Sandal Jepit sang Walikota
14. Shima
15. Bisnis Sang Caleg
16. TPQ-Gate
17. Kakek Tua dan Tikus
18. Matinya Sang Peramal
19. Perempuan yang Mengandung Bola Api
20. Menanti Cinta Sejati
21. Attar
1 komentar untuk ""Seorang Lelaki dan Selingkuh", Kumpulan Cerpen Sarat Nuansa Politis?"
wanted to write a little comment to support you.
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!