Yuk, Terampil Menulis Artikel #3: 7 Cara Agar Artikel Tembus di Media
foto: pxhere.com |
Sebenarnya, apa sih langkah-langkah yang harus kita tempuh agar artikel kita bisa lolos di media, alias bisa diterbitkan? Mungkin, setiap penulis memiliki proses kreatif berbeda-beda. Inilah beberapa langkah yang biasanya saya lakukan saat hendak menulis sebuah artikel.
Pertama, Tentukan Tesis yang Aktual
Tesis adalah ide utama yang hendak kita angkat dalam artikel kita. Tesis yang aktual sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah artikel.
Makin aktual sebuah tesis, biasanya semakin menarik.
Ada kalanya, kita sebenarnya telah menulis sebuah artikel yang menurut kita sangat menarik. Misalnya, artikel tentang bencana Tsunami di Aceh. Namun Jika kita mengirimkan artikel tersebut pada saat ini, saya yakin, hanya sedikit media yang tertarik memuatnya. Berbeda jika anda mengirimkan artikel tersebut setahun yang silam, saat peristiwa tsunami Aceh tengah hangat-hangatnya dibicarakan orang.
Bahkan bisa juga, ada kalanya, kita mengirim sebuah artikel dengan nilai A, namun terkalahkan oleh artikel dengan nilai B, hanya karena hari itu tanggal 21 April, artikel B tentang peringatan Kartini, sedangkan artikel kita tidak bertemakan hal tersebut.
Jadi, buatlah sebuah artikel yang terkait dengan kondisi terkini. Aktual, up to date. Kecuali jika yang ingin anda tulis benar-benar sebuah ide yang luar biasa atau ditujukan untuk rubrik yang tidak menuntuk keaktualan.
Kedua, Judul yang Relevan, Singkat dan Provokatif
Relevan, singkat dan provokatif adalah ciri khas judul yang baik. Relevan, artinya terkait dengan isi. Dengan melihat judul, kita sudah bisa membayangkan, apa isi dari tulisan tersebut. Singkat, berarti tidak bertele-tele. Sedangkan provokatif, berarti mengundang keingintahuan para pembaca.
Coba anda lihat judul-judul ini!
Jerat Untuk Sang Playboy
Selera Perempuan
Poligami, Bukan Playboy
Bandingkan judul tersebut dengan judul-judul berikut ini!
Menghadang Majalah Playboy dengan UU Anti Pornografi
Menguak Tradisi-Tradisi Tidak Produktif di Kalangan Perempuan
Perbedaan Antara Poligami dengan Playboy
Dengan membandingkan judul-judul tersebut, anda bisa menilai, manakah judul yang lebih menarik untuk sebuah artikel yang sama isinya.
Ketiga, Lead yang Menarik
Untuk mengawali sebuah artikel, biasanya penulis membuat sebuah lead, atau intro, yaitu sebuah entry point untuk masuk ke dalam tulisan. Lead, sebisa mungkin harus menarik, karena fungsi dari lead adalah memancing rasa penasaran pembaca. Lead adalah pemantik sebuah artikel.
Bentuk lead sendiri macam-macam. Bisa petikan lagu, pantun, ayat-ayat Al-Quran, hadist, ucapan-ucapan orang besar dan sebagainya, yang memiliki kaitan dengan tema yang ingin kita sajikan.
Misalnya, kita ingin membuat sebuah artikel tentang kewajiban membela negara. Kita bisa menuliskan lead:
Jangan kau tanya apa yang telah negara berikan kepadamu.
Tetapi tanyalah apa yang telah kau berikan kepada negaramu.
Atau, misalkan kita ingin membuat artikel tentang remaja Indonesia, kita bisa memilih lead:
Kecil dimanjaMuda foya-foyaTua kaya-rayaMati masuk... neraka
Keempat, Data-data yang Akurat
Karena artikel adalah non fiksi, maka data-data yang kita tampilkan untuk menunjang tesis kita haruslah akurat. Jika kita memang tidak bisa melakukan riset sendiri (data primer), carilah data sekunder dari sumber yang bisa dipercaya, jika perlu, sumber tersebut adalah orang atau lembaga yang memang memiliki kepakaran atau spesifikasi dalam masalah yang tengah anda bahas.
Saya masih ingat, ketika menulis skripsi di kampus, dosen saya termasuk orang yang ketat dalam masalah referensi. Beliau tak mau jika saya mengambil referensi dari buku-buku karangan orang Indonesia. Harus textbook yang ditulis oleh para pakar dari universitas top dunia. Anda tak harus begitu dalam menulis artikel. Bagaimanapun, pakar dalam negeri juga banyak yang memiliki pemikiran cemerlang. Namun, sebaiknya kita memang selektif ketika memilih buku yang akan kita jadikan referensi. Jangan asal ambil, karena jika data itu salah, maka kita yang akan kena efeknya.
Kelima, Solutif
Beberapa media, biasanya lebih menyenangi artikel yang merupakan part of solution, bukan malah part of problem. Jadi, artikel yang kita tulis, sebaiknya merupakan pendapat kita tentang solusi berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Itu akan lebih bijak daripada sekadar kritik keras yang justru memperuncing permasalahan.
Kritik tentu sesuatu yang baik, tetapi kita tahu, bahwa sebuah tulisan, ketika telah dimuat di media masa, pasti akan dibaca oleh sekian banyak orang. Sebagai contoh, Kompas dicetak sebanyak 500 ribu eksemplar per hari. Maka, jika Anda menulis di Kompas, berarti tulisan Anda paling tidak akan dibaca oleh setengah juta orang se-Indonesia. Jika Anda tidak mempertimbangkan betul tulisan-tulisan Anda yang bernapaskan kritik provokatif, maka tulisan Anda justru akan menjadi bentuk provokasi yang kontraproduktif. Inilah, mengapa di atas saya sebut bahwa salah satu hal yang harus dimiliki seorang penulis artikel adalah tanggungjawab.
Bukan berarti penulis fiksi tidak membutuhkan sikap tanggung jawab. Akan tetapi, dengan kelugasan seorang penulis artikel, tentu sikap tanggungjawab yang dibutuhkan akan lebih besar lagi.
Keenam, Sudut Pandang yang Beda/Unik
Sudut pandang yang unik, juga akan menjadikan artikel kita lebih berbobot. Misalnya, ketika semua orang menghujat para teroris, lantas anda membuat sebuah artikel yang isinya menganjurkan agar para terdakwa teroris tersebut diperiksa kejiwaannya, karena jangan-jangan, mereka adalah orang yang terganggu psikisnya. Mungkin anda akan mendapatkan kecaman dari banyak orang. Tetapi anda telah membuat orang berpikir dalam sudut pandang yang berbeda.
Ketujuh, Sesuaikan dengan Media yang Anda Tuju
Sebagus apapun artikel anda yang berisi tentang kiat menjadi remaja gaul, saya yakin, artikel anda tersebut tidak akan dimuat jika anda kirimkan ke majalah anak-anak. Atau, anda membuat sebuah solusi tentang permasalahan PKL di kota Surakarta, namun anda kirimkan ke koran yang terbit di Samarinda, maka artikel anda hampir pasti tak akan dimuat.
Jadi, sesuaikan artikel anda tersebut dengan media yang ingin anda tuju. Kesesuaian itu bisa dari segmen pembaca, lokasi, juga visi dan missi media. Sebuah media yang mengincar segmen kaum eksekutif muda misalnya, akan lebih senang memuat artikel yang cerdas dan memuat informasi tentang gaya hidup kalangan jetset. Sementara, media yang ditujukan untuk kaum wanita, mungkin akan lebih senang memuat artikel yang terkesan feminim.
BERSAMBUNG
Baca juga:
Posting Komentar untuk "Yuk, Terampil Menulis Artikel #3: 7 Cara Agar Artikel Tembus di Media"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!