Widget HTML #1

Jualanku Tak Laku, Kenapa Ya?


Berdagang adalah salah satu profesi mulia yang bisa jadi alternatif masa depan, terutama bagi kamu yang masih remaja. Bagi ibu-ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah dan anak-anak sudah beranjak besar, berdagang juga pilihan menjanjikan. Bahkan, para ayah yang sudah punya pekerjaan tetap pun, bisa menambah penghasilan dengan cara ini.

Masalahnya, berjualan itu ternyata tak semudah membalik tangan. Masalah yang paling sering terjadi adalah: jualan tidak laku. Barang menumpuk di gudang, tapi tak ada satu pun terjual. Bagaimana ini? Sebelum kita membahas bagaimana cara menaikkan penjualan barang dagangan kita, baiknya kita diagnosis dulu, mengapa jualan kita tak laku?

Paling tidak ada beberapa sebab. Yuk, kita bahas.

Tak Paham Siapa Target Pasar

Tidak paham target pasar adalah kesalahan fatal! Jika produk atau jasa yang kita tawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan atau preferensi calon pembeli, bagaimana mungkin mereka tertarik membeli? Orang lapar yang dibutuhkan adalah makanan, bukan bantal.

Jadi, lakukan penyesuaian produk dan jasamu terhadap target pasar dengan lebih spesifik, seperti usia, gaya hidup, atau lokasi.

Promosi Tidak Efektif

Pengin produk laku keras, tapi kok minim strategi pemasaran. Tapi kok tidak pernah mengoptimalkan penggunaan media promosi? Ya jelaslah tidak ada yang akan tahu dan tertarik dengan produk atau jasa kita. Atau, bisa jadi kita sudah promosi besar-besaran, tapi cobalah kaji, apakah promosi itu sudah efektif?

Pemasaran yang tidak efektif, biasanya disebabkan karena pesan pemasaran yang kita sampaikan tidak menarik atau kurang mampu menyampaikan nilai utama produk. Lihatlah, saat Pemilu atau Pilkada misalnya. Bukannya sibuk mempromosikan keunggulan paslon yang diusung, kadang para tim sukses justru fokus menyerang lawan. Model promosi semacam itu bukan saja membuat kita jadi semakin banyak musuh, tetapi juga membuat orang tidak akan paham sebenarnya apa keunggulan produk kita.

Harga Tidak Kompetitif

Harga yang terlalu tinggi dan terlalu rendah, ternyata bisa menyebabkan produk kita tidak laku. Harga yang terlalu tinggi dibandingkan pesaing, padahal produk itu tidak memberikan keunggulan yang signifikan, tentu akan membuat dijauhi pembeli. Namun, harga terlalu rendah juga ternyata tidak efektif, karena justru menimbulkan pembeli ragu akan kualitas produk.

Kualitas Produk atau Jasa Kurang Baik

Kadang, orang mungkin telah memberi barang atau menggunakan produk atau jasa kita. Tetapi, mereka produk kita ternyata tidak memenuhi ekspektasi pelanggan, baik dari segi fungsi, desain, maupun daya tahan. Pembeli tidak akan sekadar tidak kembali ke kita, tetapi juga bisa memberikan kesan negatif ke calon pembeli lain. Meningkatkan kualitas produk atau jasa merupakan hal yang tak bisa ditawar-tawar. 

Pelayanan yang Buruk

Cara kita melayani pembeli juga bisa berefek buruk. Misal, kita lambat saat meyalani, judes atau kurang ramah saat berkomunikasi, orang pun akan malas untuk membeli. Pelayanan yang baik bukan hanya soal komunikasi, tetapi juga bagaimana mengemas barang, membungkus, dan sebagainya. 

Minimnya Kepercayaan Pelanggan

Daganganmu tidak pernah mendapatkan ulasan atau testimoni dan pembeli yang lain? Ini juga penting direnungkan. Jika kita sebagai pedagang yang terus menerus mengklaim dagangan kita sebagai yang terbaik, kita akan dicap sebagai tukang jual kecap yang selalu bilang kecapku nomor satu. Secara temporer, mintalah pelanggan-pelanggan kita membuat testimoni, sehingga bisa meyakinkan calon pembeli.

Khusus untuk berjualan online, kurangnya bukti nyata seperti foto, video, atau demo produk yang menunjukkan keunggulan produk juga bisa berefek terhadap rendahnya penjualan.

Untuk meningkatkan penjualan, tentu kita harus mengevaluasi dan memperbaiki aspek-aspek tersebut di atas. Dengarkan terus apa yang diinginkan pelanggan, Jangan ragu untuk terus melakukan perubahan. 

Semoga jualanmu semakin kencang lakunya!

--------------------------

MINAT KOLEKSI BUKU AFIFAH AFRA? KLIK SINI. 

Posting Komentar untuk "Jualanku Tak Laku, Kenapa Ya?"