Widget HTML #1

judul gambar

Bagaimana Menulis Non Fiksi (Esai, Artikel, Opini dan Artikel Ilmiah)? – Bag 2 (Pre Writing)



Sudah membaca bagian pertama tulisan ini, bukan? Kalau belum, baca dulu yuk di sini. Bagaimana Menulis Non Fiksi (Esai, Artikel, Opini dan Artikel Ilmiah)? - Bagian 1. Nah, setelah selesai membaca, ayo kita lanjutkan pembahasan kita.

Jadi, sebagaimana telah saya bahas di bagian pertama tulisan ini, umumnya ada 5 langkah dalam menulis, yaitu tahap persiapan (pre-writing, pra menulis), tahap menulis atau membuat draft pertama (writing), tahap revisi, tahap editing dan terakhir adalah tahap publikasi. 

Saya sebut umumnya ada 5 langkah. Tetapi, secara spefisik, masing-masing penulis tentu memiliki proses kreatifnya sendiri-sendiri. Barangkali, selain dari 5 tahap itu ada yang punya hal-hal unik. Misal, sebelum menulis harus mandi dulu lalu push up 30 kali, atau harus menyeduh kopi tubruk yang mencampurkan 7 jenis kopi dari berbagai daerah. Apakah saya bercanda? Tentu tidak. Jika teman-teman ingin tahu betapa unik proses kreatif para penulis, silakan bertanya langsung kepada para penulis yang teman-teman kenal. Umumnya, yang memiliki proses kreatif cukup “ajaib” itu adalah para penulis fiksi, atau para penyair. Kalau penulis non fiksi, apalagi artikel-artikel akademis, biasanya sih lempang-lempang saja jalan hidupnya.

Pada tulisan ini, saya ingin lebih detail membahas tahap pre writing. Disebut pre, berarti dilakukan sebelum awal proses kepenulisan. Tahap ini sering juga disebut sebagai persiapan. Ada juga yang menyebut warming up, namun saya kurang setuju. Karena warming up kesannya hanya sebuah pemanasan, padahal tahap ini justru merupakan tahap yang sangat penting dalam proses menulis. Ibarat hendak membangun rumah, tahap ini meliputi proses mencari tanah, mendesain bangunan, mengumpulkan bahan-bahan bangunan, mencari pemborong dan tukang, dan segala jenis persiapan lainnya. Jadi, tahap ini sesungguhnya sangat menentukan proses kepenulisan selanjutnya. Sukses atau tidaknya sebuah karya, sayang dipengaruhi oleh tahap ini.

Apa saja yang perlu kita perhatikan dalam tahap prewriting ini?

Menentukan Tema, Tujuan, dan Pesan dari Tulisan 

Tujuan kita menulis mestinya adalah karena ada pesan atau sesuatu yang ingin kita sampaikan kepada pembaca, bukan? Nah, kedua hal ini, yaitu tema dan pesan, kita dapatkan dari permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Jadi, sangat urgen bagi penulis untuk mengetahui berbagai problematika yang terjadi di masyarakat. Tulisan yang kita rancang, semestinya merupakan jawaban atau usulan solusi dari permasalahan tersebut. Sebagai contoh, di masyarakat sedang marak soal judi online, dan kita tertarik untuk membahas problematika tersebut secara lebih komprehensif dan mengajukan solusi agar masyarakat terbebas dari judi online.

Brainstorming 

Setelah mengetahui permasalahan dan menentukan tema atau pesan yang ingin disampaikan, kita perlu juga melakukan brainstorming, atau mencoba mengumpulkan dan menganalisis gagasan-gagasan yang muncul. Brainstorming bisa kita lakukan dengan berdiskusi dengan teman, atau menulis status di media sosial dan meminta teman-teman kita untuk berkomentar tentang topik tersebut. Selain diskusi, kita juga membaca artikel-artikel, buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan tema tersebut.

Mencatat Semua Ide dan Gagasan

Ibarat kita hendak memasak sesuatu dan kita berbelanja di pasar, maka semua belanjaan kita tentu harus terangkut di keranjang dan kita masukkan ke kulkas. Ide-ide dan gagasan-gagasan yang muncul juga perlu kita catat dengan rapi. Sebagai penulis, sebaiknya kita memiliki storage khusus sebagai ‘bank ide’. Bisa jadi tidak semua ide dan informasi yang kita miliki itu akan kita olah jadi tulisan, tetapi tetap harus disimpan, karena mungkin akan berguna untuk tulisan dengan tema lain.

Menyusun Outline

Setelah ide-ide dan informasi telah dianggap cukup, marilah kita mulai membuat kerangka tulisan kita. Biasanya, artikel terdiri dari 3 bagian, yaitu pendahuluan atau introduksi, pembahasan, dan kesimpulan. Pada introduksi, kita bisa membuat outline berupa gambaran permasalahan, fenomena yang terjadi di masyarakat, dan tujuan serta sasaran dari tulisan tersebut. Di pembahasan, kita mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan data-data atau referensi yang kita dapatkan. Sedangkan pada kesimpulan, kita merangkum apa yang telah kita paparkan dengan cara mengkaitkan permasalahan dasar dari tulisan kita dengan intisari dari pembahasan kita.

Itulah kurang lebih yang harus kita lakukan saat melakukan fase pertama dari kepenulisan, yaitu prewriting. Selamat mencoba!

Posting Komentar untuk "Bagaimana Menulis Non Fiksi (Esai, Artikel, Opini dan Artikel Ilmiah)? – Bag 2 (Pre Writing)"

banner
banner