PROFILKU
PROFIL AFIFAH AFRA
Afifah Afra, adalah nama pena saya, kalau pemberian orang tua adalah Yeni Mulati Sucipto. Mulati berasal dari kata maulud, karena saya memang lahir di bulan tersebut. Akan tetapi, kalau dalam bahasa Jawa berarti mulat, alias pintar dalam berbicara/berbahasa. Mungkin sejak dulu Bapak mengharapkan bahwa saya akan menjadi salah seseorang yang fasih berolah kata.
Jika saya memakai nama pena, bukan berarti saya tidak menghargai nama pemberian orang tua. Saya hanya ingin memiliki 'privasi' tersendiri, karena bagaimanapun, ketika ketika menulis untuk buku-buku populer, pasti nama kita akan juga populer. Tetapi berbeda dengan artis, wajah penulis tentu tidak akan dikenal, kecuali jika dijadikan cover bukunya (hehe). Dan untuk soal cover dengan foto, tampaknya saya cukup tahu diri bahwa tampang saya kurang komersil :-D
Nama pena saya, awalnya Afifah Afra Amatullah, tetapi karena terlalu panjang, akhirnya kata yang terakhir jarang dipakai. Saya yang kalau dalam dunia kepenulisan dipanggil Afra, sehari-hari dipanggil Yeni, Bu Ahmad atau Ummi Anis, lahir di Purbalingga, 18 Februari 1979. Kedua orangtua saya yang hebat, bernama Bapak Sutjipto dan Ibu Sri Wartuti. Sepasang suami istri yang sederhana, namun berpikiran jauh ke depan. Menjadi anak mereka, sungguh merupakan anugerah terindah buat saya.
Saya menghabiskan masa kecil hingga lulus SMA di kabupaten yang terletak di lereng Gunung Slamet itu sebagai remaja yang idealis, ceria, penuh cita-cita sekaligus seabrek aktivitas yang beberapa menghasilkan prestasi.
Saya menikah pada 2003 dengan dr. Ahmad Suprianto dan dikaruniai 4 putera: Anis (11 th), Rama (9 th), dan Ifan (5 th) dan Ihan (7 bulan).
Afifah Afra, adalah nama pena saya, kalau pemberian orang tua adalah Yeni Mulati Sucipto. Mulati berasal dari kata maulud, karena saya memang lahir di bulan tersebut. Akan tetapi, kalau dalam bahasa Jawa berarti mulat, alias pintar dalam berbicara/berbahasa. Mungkin sejak dulu Bapak mengharapkan bahwa saya akan menjadi salah seseorang yang fasih berolah kata.
Jika saya memakai nama pena, bukan berarti saya tidak menghargai nama pemberian orang tua. Saya hanya ingin memiliki 'privasi' tersendiri, karena bagaimanapun, ketika ketika menulis untuk buku-buku populer, pasti nama kita akan juga populer. Tetapi berbeda dengan artis, wajah penulis tentu tidak akan dikenal, kecuali jika dijadikan cover bukunya (hehe). Dan untuk soal cover dengan foto, tampaknya saya cukup tahu diri bahwa tampang saya kurang komersil :-D
Nama pena saya, awalnya Afifah Afra Amatullah, tetapi karena terlalu panjang, akhirnya kata yang terakhir jarang dipakai. Saya yang kalau dalam dunia kepenulisan dipanggil Afra, sehari-hari dipanggil Yeni, Bu Ahmad atau Ummi Anis, lahir di Purbalingga, 18 Februari 1979. Kedua orangtua saya yang hebat, bernama Bapak Sutjipto dan Ibu Sri Wartuti. Sepasang suami istri yang sederhana, namun berpikiran jauh ke depan. Menjadi anak mereka, sungguh merupakan anugerah terindah buat saya.
Saya menghabiskan masa kecil hingga lulus SMA di kabupaten yang terletak di lereng Gunung Slamet itu sebagai remaja yang idealis, ceria, penuh cita-cita sekaligus seabrek aktivitas yang beberapa menghasilkan prestasi.
Sebagai remaja, pemikiran saya mungkin telah melampaui usianya. Di saat remaja-remaja lain lebih menyenangi dunia remaja yang penuh warna, saya telah memenuhi ruang memori dengan bacaan-bacaan yang berat—sains, sejarah, sosial budaya, religi maupun politik. Saya memang penggemar buku sejak kecil. Membaca adalah bagian yang cukup penting dalam kehidupan saya. Bahkan, membaca telah menjadi semacam kebutuhan pokok, layaknya makan dan minum.
Ketika diterima sebagai mahasiswa tanpa tes di jurusan Biologi, F.MIPA Undip tahun 1997, saya bersentuhan dengan warna lain. Saya cukup menikmati kuliah di sana, meskipun sejatinya saya tak terlampau cocok dengan jurusan tersebut. Saya lebih menyenangi ilmu-ilmu sosial, dan mungkin akan lebih cocok jika kuliah di fakultas sastra, hukum atau sosial-politik. Bagaimanapun, berinteraksi dengan sains cukup memberi warna yang kuat pada pemikiran saya. Minimal, saya belajar menjadi lebih teratur, berpikir sistematis, dan logis.
Akan tetapi, ada‘warna lain’ itu mungkin lebih dominan dan lebih mampu mengarahkan jalan hidup saya dibanding sekadar celupan keilmuan di bangku kuliah. Warna lain itu adalah nilai-nilai ideologi keislaman yang moderat, dan berprinsip pada syumuliatul Islam. Celupan itu membuat saya mantap untuk mendedikasikan hidupnya sebagai seorang da’iyah. Nahnu du’at qobla kulli syaiin, begitu prinsip saya. Kami adalah da’i sebelum segala sesuatu.
Akan tetapi, ada‘warna lain’ itu mungkin lebih dominan dan lebih mampu mengarahkan jalan hidup saya dibanding sekadar celupan keilmuan di bangku kuliah. Warna lain itu adalah nilai-nilai ideologi keislaman yang moderat, dan berprinsip pada syumuliatul Islam. Celupan itu membuat saya mantap untuk mendedikasikan hidupnya sebagai seorang da’iyah. Nahnu du’at qobla kulli syaiin, begitu prinsip saya. Kami adalah da’i sebelum segala sesuatu.
Maka, saya pun mantap bergabung di gerakan sastra dakwah yang diusung oleh Forum Lingkar Pena (FLP). Saya bergabung dalam organisasi yang didirikan Helvy Tiana Rosa dkk. itu sejak 1999. Pernah menjabat sebagai Ketua FLP Cabang Semarang, lalu Ketua FLP Wilayah Jawa Tengah, dan sekarang diamanahi sebagai Sekjen Badan Pengurus Pusat FLP (2013-2017).
Aktivitas keseharian saya pun tak jauh dari dunia literasi. Saat ini, saya bekerja sebagai CEO PT Indiva Media Kreasi, sekaligus owner dari www.tokobukuafra.com, juga membantu kehumasan di klinik SOLO KHITAN CENTER milik suami.
Aktivitas keseharian saya pun tak jauh dari dunia literasi. Saat ini, saya bekerja sebagai CEO PT Indiva Media Kreasi, sekaligus owner dari www.tokobukuafra.com, juga membantu kehumasan di klinik SOLO KHITAN CENTER milik suami.
Saya menikah pada 2003 dengan dr. Ahmad Suprianto dan dikaruniai 4 putera: Anis (11 th), Rama (9 th), dan Ifan (5 th) dan Ihan (7 bulan).
Teman-teman bisa melakukan kontak via:
- Genderuwo Terpasung (kumcer), Asy-Syaamil, Bandung, 2000
- Bulan Mati di Javasche Oranje (novel), Era Intermedia, Solo, 2001
- Kembang Luruh di Rimbun Jati (novel), Asy-Syaamil, Bandung, 2001
- Syahid Samurai (novel), Era Intermedia, Solo, 2002
- Peluru di Matamu (novel), Era Intermedia, 2003
- Elang 1: 100 Bunga Mawar untuk Mr. Valentine (novel), Era Intermedia, Solo, 2002
- Elang 2: Elang Selebritis (novel), Era Intermedia, Solo, 2002
- Elang 3: Cinta Gaya Britney (novel), Era Intermedia, Solo, 2003
- Marabunta 1: Topan Marabunta (novel), Gema Insani, Jakarta, 2002
- Marabunta 2: Kudeta Sang Marabunt (novel), Gema Insani, Jakarta, 2003
- Marabunta 3: Bunga-Bunga Biru (novel), Gema Insani, Jakarta, 2003
- Marabunta 4: Ode Untuk Cinta (novel), Gema Insani, Jakarta 2003
- Jangan Panggil Aku Josephine (novel), Era Intermedia, Solo 2003
- Cinta Itu Indah, Fren (novel), Era Intermedia, Solo, 2004
- The Most Wanted (kumcer), Zikrul Hakim, Jakarta, 2003
- Simfoni Bunga Rumput (novel), FBA, Jakarta, 2004
- Mawar-Mawar Adzkiya (kumcer), Mizan, Bandung, 2003
- Tersentuh Ilalang (novel), Mizan, Bandung, 2003
- Tarian Ilalang (novel), Mizan, Bandung, 2004
- Cinta Ilalang (novel), Mizan, Bandung, 2005
- Rabithah Cinta (novel), Mizan, Bandung, 2006
- Cinta Adinda (novel), Mizan, Bandung, 2006 (diterjemahkan dalam bahasa Malaysia dengan judul ‘Kasih Adinda’ oleh Pelangi Books)
- Terpinang Cinta (novel), Lingkar Pena Publishing House, Depok, 2005
- Smile Up, Guys! (non fiksi), MVM, Solo, 2004
- Jadilah Si Penebar Cinta (non fiksi), MVM, Solo, 2004
- Hati-Hati Nonton AFI (non fiksi), MVM, Solo, 2004
- The Winner is … (non fiksi), Gema Insani, Jakarta, 2005
- Optimis, Dong Guys! (non fiksi), Gema Insani, Jakarta, 2005
- Serial Icang: Jalan Menuju Bangkok (novel), Asy-Syaamil, Bandung, 2005
- Teman Tapi Mesra (non fiksi), Afra Publishing, Solo, 2005
- Gals, PD-mu Masih Memble? (non fiksi), Afra Publishing, Solo, 2005
- Cinta Apa Nafsu? (non fiksi), Afra Publishing, Solo, 2006
- Nikah Itu Tak Mudah (non fiksi), Afra Publishing, Solo, 2006
- Bisik-Bisik Seks (non fiksi), Afra Publishing, Solo, 2006 (ditulis bersama dr. Ahmad Supriyanto)
- Mengukir Cinta di Lembar Putih, Afra Publishing, Solo, 2006 (ditulis bersama dr. Ahmad Supriyanto)
- How Tobe A Smart Writer (non fiksi), Indiva, Solo, 2006
- Look, I’m Very Beautiful (non fiksi), Indiva, Solo, 2007
- Datang, Serang, Menang (non fiksi), Indiva, Solo, 2007
- And The Star is Me (non fiksi), Indiva, Solo, 2007
- Jangan Jadi Perempuan Cengeng (non fiksi), Indiva, Solo, 2007 (ditulis bersama Pipiet Senja, Izzatul Jannah, dkk.)
- Awas Kesetrum Cinta (non fiksi), Indiva, Solo, 2007 (ditulis bersama Deasilawati P, dkk.)
- De Winst (novel), Indiva, Solo, 2008
- Panduan Amal Wanita Shalihah (non fiksi), Indiva, Solo, 2008
- Katastrofa Cinta (novel), Lingkar Pena Publishing House, Depok, 2008
- De Liefde (novel), Indiva, Solo, 2010
- Buanglah Pacar Pada Tempatnya! (non fiksi), Gizone Books, Solo, 2010 (ditulis bersama Aries Adenata dan Asri Istiqomah), Direpublish oleh Indiva, 2013.
- Princess Diva (novel), Indiva, Solo, 2011
- Jejak Merapi di Beningnya Hati (non fiksi), PKPU Pusat, Jakarta, 2011
- Pangeran yang Baik Hati (fiksi anak), Lintang Indiva, Solo, 2011 (ditulis bersama Keen Achroni & Saptorini)
- Be A Brilliant Writer (non fiksi), Gizone Books, Solo, 2011
- Ya Aku Bisa! Jadi Juara Sepanjang Masa (Non Fiksi), Indiva, Solo, 2012
- Da Conspiracao (Novel), Indiva, Solo, 2012
- Kecil-Kecil Jago Nulis, Panduan Menulis Untuk Anak (Ditulis Bersama Nurhayati P dan Deasylawati), Indiva 2013
- Kesturi dan Kepodang Kuning (Novel), Elex Media Komputindo, 2013
- Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman (Novel), Indiva, Solo, 2014
- Sayap-Sayap Sakinah (Non Fiksi Pernikahan, ditulis bersama Riawani Elyta), Indiva, Solo, 2014
- Nun, Pada Sebuah Cermin (Novel), Republika, 2015
- Akik dan Penghimpun Senja (Novel), Indiva, 2015
- Sayap-Sayap Mawaddah (Non Fiksi Pernikahan, ditulis bersama Riawani Elyta), Indiva, Solo, 2014
- Penculikan Sang Profesor (Novel Anak), Indiva, 2016
Selain buku, cerpen-cerpen, artikel/opini dan puisi juga dimuat di berbagai media seperti Anita Cemerlang, Kartini, Karima, Gizone, Nur Hidayah, Hadila, Annida, Ummi, Sabili, Solopos, Joglosemar, Tribun Kalimantan, Republika dan sebagainya.